ANALISA
KUALITAS LAYANAN SEBAGAI PENGUKUR LOYALITAS PELANGGAN HOTEL DENGAN PEMASARAN RELASIONAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
A.
PENDAHULUAN.
Dalam dunia usaha dikenal
tiga jenis perusahan yaitu perusahaan dagang, perusahaan manufaktur
dan perusahaan jasa. Perusahaan jasa dikenal memiliki berbagai macam
usaha seperti usaha jasa salon, usaha jasa pengiriman barang serta
masih banyak lagi macam usaha jasa yang kian marak bermunculan
diberbagai kota hingga pelosok di Indonesia seperti sekarang.
Perusahaan yang bergerak
dibidang pelayanan seperti hotel yang kegiatan usahanya yaitu
menyewakan kamar, memberikan pelayanan dan menyediakan
fasilitas-fasilitas yang dimiliki untuk memenuhi kepuasan setiap
pengunjung yang menginap, termasuk kedalam perusahaan jasa. Maka
sebelum kita mengenal tentang hotel, berikut penjelasan atas
pengertian dan karakteristik jasa.
Menurut Valarie A.
Zethamil dan Mary Jo Bitner yang
diterjemahkan oleh Buchari Alma dalam bukunya Manajemen
Pemasaran dan Pemasaran Jasa, menjelaskan bahwa pengertian jasa
sebagai berikut :
“Jasa adalah suatu
kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk dikonsumsi bersamaan
dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambahan (seperti
kenikmatan, hiburan, santai, sehat) bersifat tidak
berwujud”.(2000:204)
Hotel termasuk kedalam
jasa servis yang merupakan sarana pelayanan kepada para konsumen.
Hotel dapat dikenal oleh konsumen dilihat dari fasilitas serta
pelayanan yang diberikan yang akan membuat konsumen atau pelanggan
merasa nyaman dan tertarik untuk datang kembali. Berikut penjelasan
dari pengertian hotel, klasifikasi hotel dan layanan hotel.
Menurut Agus Nawar
dalam bukunya Operasional Tatagraha Hotel menjelaskan
mengenai pengertian dari hotel adalah sebagai berikut :
“Hotel adalah suatu
jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan
untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan, minum, serta jasa
lain bagi umum dikelola secara komersial serta memenuhi persyaratan
tertentu yang ditetapkan didalam keputusan menteri pariwisata, pos
dan telekomunikasi”. (2000:13)
B.
ANALISIS.
Pemasaran relasional
menekankan rekrutmen dan pemeliharaan (mempertahankan) pelanggan
melalui peningkatan hubungan perusahaan dengan pelanggan.
Mempertahankan pelanggan jauh lebih murah daripada mencari pelanggan
baru, menurut penelitian diperlukan biaya lima kali lipat untuk
mendapat satu orang konsumen baru daripada mempertahankan satu orang
yang sudah menjadi pelanggan.
- Penekanan dari fokus berorientasi transaksi menjadi hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
- Pemasaran relasional berfokus pada kualitas, customer service, dan aktifitas pemasaran. (Lupiyoadi, 2001:16-17)
Istilah Relationship
Marketing diperkenalkan pada dekade 1980-an dan merupakan konsep yang
relatif baru dan terus berkembang. Sebuah definisi diberikan Leonard
Berry tentang Relationship Marketing adalah merupakan upaya menarik,
mempertahankan dan … dalam organisasi multi jasa … meningkatkan
hubungan pelanggan
Dan
untuk meningkatkan kualitas pelayanannya, Hotel
menerapkan program pemasaran relasional. Penerapan program pemasaran
relasional ini diharapkan mampu membuat pelanggan menjadi setia
sehingga hubungan yang terjadi tidak hanya hubungan antar penjual dan
pembeli, tapi lebih mengarah pada suatu hubungan sebagai mitra.
Program
pemasaran relasional yang dijalankan Hotel yaitu
privilege card.
pelaksanaan program pema-saran relasional dirasakan kurang efektif.
Masalah yang banyak terjadi adalah banyak tamu hotel yang merupakan
pemegang privilege card pada
saat menginap, mereka tidak mengetahui adanya manfaat yang dapat
mereka peroleh sebagai pemegang privilege
card. Selain itu, tidak adanya
pemeliharaan hubungan antar pemegang privilege
card dengan staf departemen
marketing.
Dampaknya adalah staf departemen marketing
tidak mengetahui apakah pemegang
kartu telah menggunakan fasilitas yang tersedia atau belum.
Kualitas pelayanan
terutama untuk sector jasa selalu diidentikkan dengan mutu usaha itu
sendiri. Semakin baik dan memuaskan tingkat pelayanannya maka akan
semakin bermutu usaha tersebut begitu pula sebaliknya. Sehingga usaha
untuk meningkatkan pelayanan selalu dilakukan agar dapat
memaksimalkan kualitas jasa.
Kepuasan
pelanggan didefinisikan sebagai semua sikap berkenaan dengan barang
atau jasa setelah diterima dan dipakai, dengan kata lain bahwa
kepuasan (satisfaction) adalah pilihan
setelah evaluasi
penilaian dari sebuah transakasi yang spesifik (Cronin & Taylor,
1992). Cronin dan Taylor (1994) dalam penelitiannya berhasil
membuktikan bahwa kepuasan pelanggan ditentukan oleh penilaian
pelanggan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan.
Pemahaman terhadap
kualitas layanan memberikan arti penting bagi terwujudnya suatu
layanan yang unggul. Dengan demikian banyak para ahli yang berusaha
menggali dimensi-dimensi yang membangun suatu konstruk kualitas
layanan secara utuh.
Lima dimensi kualitas
jasa (Parasuraman, Zeithaml, dan Berry, 1988; Zeithaml et al, 1996)
yang dipergunakan untuk memahami harapan dan persepsi konsumen
terhadap kualitas jasa tersebut adalah :
1.
Keandalan (Reliability)
Kemampuan untuk
melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan tepat dan terpercaya.
2.
Ketanggapan (Responsiveness)
Kemauan perusahaan untuk
membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat.
3.
Keyakinan (Assurance)
Pengetahuan dan
keramahtamahan para karyawan serta kemampuan mereka untuk
menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.
4.
Empati (Empathy)
Syarat untuk peduli,
memberi perhatian pribadi bagi pelanggan.
5.
Berujud (Tangibles)
Karakteristik
dan Implikasi Manajemen
Karakteristik
|
Implikasi
Manajemen
|
Intengibility
|
|
Inseparability
|
|
Heterogeneity
|
|
Perishability
|
|
Dalam sebuah usaha jasa
perhotelan yang paling diutamakan untuk meningkatkan kualitas
perusahaannya agar tetap maju dan berkembang pesat adalah pelayanan
dengan ramah tamah dan dengan banyak senyum yang harus dipunyai dan
dilakukan oleh setiap karyawan disebuah hotel karena akan sangat
mempengaruhi tingkat produktivitas perusahaan.
Menurut Wyckof
yang diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono dalam bukunya Manajemen Jasa
adalah sebagai berikut :
“Kualitas
Pelayanan Jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi
keinginan pelanggan”. (2001:59)
Berdasarkan
kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan merupakan
suatu pencapaian harapan yang unggul yang diharapkan untuk memenuhi
keinginan pelanggan. Menurut Buchari Alma dalam bukunya Manajemen
Pemasaran dan Pemasaran Jasa, layanan jasa yang ditawarkan khusus
oleh bidang perhotelan adalah sebagai berikut:
- Fasilitas penyediaan atau penyewaan kamar.
- Fasilitas penyediaan ruang konferensi atau ruang sidang.
- Menyediakan penukaran valuta asing.
- Menjual makanan dan minuman.
Kualitas
layanan dengan dimensinya yang berupa tangible,
reliability, responsiveness, assurance,dan
empathy digambarkan
berpengaruh tidak langsung terhadap loyalitas. Dalam hal ini
relationship, Pemasaran relasional, yaitu;
a.
Harmony
Adalah
adanya pemeliharaan hubungan yang terjalin dengan baik melalui
program privilege card antara
staf departemen marketing Hotel dengan konsumennya.
Acceptance
Konsumen
yang bermalam mengetahui ada-nya program privilege
card Hotel serta
memahami keuntungan yang diperolehnya
c.
Participation Simplicity
Adalah
kemudahan prosedur yang dirasakan oleh konsumen bila berminat menjadi
peme-gang privilege card.
Kemudian
pemasaran relasional yang kuat dengan dimensinya yang berupa harmony,
accep-tation, dan participation
simplicity yang didukung dengan
adanya program privilege card yagn
digambarkan berpengaruh langsung terhadap loyalitas pelanggan. Dari
hal ini dapat disimpulkan bahwa baik pemasaran relasional berpengaruh
langsung terhadap loyalitas pelanggan.
Pemasaran
relasional dengan dimensinya harmony,
acceptance, dan participation
simplicity yang didukung dengan
adanya privilege card yang
digambarkan berpengaruh langsung terhadap loyalitas. Dari hal ini
dapat disimpulkan bahwa baik pemasaran relasional berpengaruh
langsung terhadap loyalitas pelanggan. Kualitas layanan dengan
dimensinya yang berupa tangible,
reliability, responsiveness, assurance,dan
empathy digambarkan
berpengaruh tidak langsung terhadap loyalitas. Dalam hal ini
relationship marketing diposisikan sebagai variabel antara atau
intervening karena berhubungan secara tidak langsung antara kualitas
layanan dan loyalitas pelanggan. Kualitas layanan yang baik akan
menimbulkan pemasaran relasional yang kuat berpengaruh positif pada
loyalitas pelanggan.
Untuk
mengentahui apakah Kualitas layanan yang baik akan menimbulkan
pemasaran relasional yang kuat berpengaruh positif pada loyalitas
pelanggan. Kita bisa menggunakan metodologi penelitian yang Yang
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan Hotel yang dalam jangka waktu 1 tahun terakhir melakukan
kunjungan sebanyak 1-5 kali dan menggunakan fasilitas pelayanan kamar
(menginap di hotel). Dengan kata lain, kualitas layanan berpengaruh
pada loyalitas melalui pema-saran relasional sebagai variabel
intervening.
Dan Variabel independennya adalah Kualitas layanan, Tangibles,
Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy sedangkan
Pemasaran relasional, yaitu; Harmony,
Acceptance, Participation Simplicity Sedangkan
variabel dependennya adalah: Loyalitas pelanggan, dengan indikator
empirik sebagai berikut:. Say
positive things, Recommend friends, Continue purchasing.
Dalam
penelitian ini akan digunakan alat analisa berupa:
1.
Stasistik deskriptif
Merupakan
alat statistik yang memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari rata-rata, stantar deviasi, varian,
range, kurtosis, skweness (Gozali,
2001, p. 19).
2.
Analisa faktor
Analisa
faktor mendefinisikan struktur suatu data matrik dan menganalisa
faktor yang saling berhubungan antar sejumlah besar variabel. Dengan
teknik ini peneliti dapat menentukan dimensi suatu struktur. Jadi
analisa faktor ingin meringkas informasi dari variabel asli menjadi
suatu set dimensi baru dalam bentuk variabel.
3.
Analisa regresi
Merupakan
suatu studi ketergantungan dari variabel dependen terhadap variabel
independen, dengan tujuan mengestimasi atau memprediksi rata-rata
nilai variabel dependen berdasar nilai variabel independen yang
diketahui. Hasil regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masing
variabel independen, yang akan digunakan untuk memprediksi variabel
dependen dalam suatu persamaan.
C. KESIMPULAN
Pemasaran relasional ini
merupakan suatu kegiatan yang memiliki tingkat kepentingan yang
tinggi, karena dalam perhotelan interaksi antara wisatawan dengan
pelaku di destinasi sangat tinggi (excessive contact).
Pemasaran relasional bermanfaat bagi perusahaan untuk bertahan pada
lingkungan persaingan dan membentuk keunggulan bersaing. Dengan
demikian, untuk menjamin keberlangsungan usaha ditengah lingkungan
yang penuh dengan ketidakpastian dibutuhkan pembelajaran bagi
perusahaan untuk mengetahui cara membina hubungan yang kuat dengan
konsumen.
Kepuasan
konsumen telah menjadi konsep sentral dalam teori dan aplikasi
pemasaran, serta merupakan salah satu tujuan esensial bagi aktifitas
bisnis. Fakta yang menunjukkan bahwa menarik konsumen baru lebih
mahal daripada mempertahankan, Faktor utama yang menentukan kepuasan
konsumen adalah persepsi konsumen terhadap kualitas jasa. Sementara
itu, kepuasan pelanggan merupakan prediktor yang mempengaruhi
loyalitas pelanggan (Dabholkar and Walls 1999; McDougall and Levesque
2000). Kepercayaan (Trust) merupakan
sarana menuju
komitmen dan hubungan
yang lebih jauh yang bermanfaat penting bagi kedua belah pihak yang
saling percaya (Morgan & Hunt, 1994).
Dalam
konteks yang lebih spesifik dari hubungan penjual dan pembeli, Antara
kepercayaan pelanggan dan loyalitas pelanggan terdapat hubungan yang
erat. Konsumen yang telah memilki kepercayaan akan memiliki loyalitas
pula. Penelitian Chow and Holden(1997) yang bermaksud melihat
keterkaitan antara kepercayaan dan loyalitas, menunjukkan
bahwa kepercayaan mempunyai pengaruh positif yang kuat terhadap
loyalitas.
Konsumen
yang loyal merupakan aset tak ternilai bagi perusahaan karena
karakteristik atau tingkatan bagi konsumen yang loyal menurut Griffin
(2005:32) mempunyai ciri sebagai berikut :
- Melakukan pembelian berulang yang teratur (repeat purchase).
- Pembelian Antarlini Produk dan Jasa (purchase across product lines) .
- Mereferensikan ke orang lain (referrals).
- Menunjukkan kekebalan terhadap Tarikan Pesaing (tidak mudah terpengaruh oleh daya tarik produk sejenis dari pesaing) (retention).
Dari
analisa deskriptif mengindikasikan bahwa sebagian besar responden
cenderung puas pada layanan yang diberikan oleh Hotel,
serta menilai netral pada penilaian mereka terhadap kinerja program
pemasaran relasional yang dijalankan oleh pihak hotel. Selain itu
responden juga menilai netral untuk tingkat loyalitas mereka terhadap
hotel.