System kehidupan ini dapat
dianalisis melaui dua dimensi yaitu : interaksi antar bagian-bagian /
elemen-elemen yang membentuk system dan interaksi / pertukaran antar system itu
dengan lingkungannya. Talcott Parsons membangun suatu teori system umum / Grand
Theory yang berisi empat unsure utama yang tercakup dalam segala system
kehidupan, yaitu : Adaptation, Goal Attainment, Integration dan Latent Pattern
Maintenance. Talcott Parsons mengemukakan teori sebagai berikut :
Sitem Sosial
Sistem Budaya ==> Individu ==> Perilaku
Sistem Kepribadian
Sitem Sosial
Sistem Budaya ==> Individu ==> Perilaku
Sistem Kepribadian
Talcott Parsons adalah seorang
sosiolog yang lahir pada tahun 1902 di Colorado. Dia lahir dalam sebuah keluarga
yang memiliki latar belakang yang saleh dan intelek. Ayahnya adalah seorang pendeta gereja Kongregasional, seorang
profesor dan presiden dari sebuah kampus kecil.[1]Parsons mendapat gelar sarjana
dari Amherst College
tahun 1924 dan melanjutkan kuliah pascasarjana di London School of
Economics. Pada tahun
berikutnya, dia pindah ke Heidelberg, Jerman.[2] Max Weber
menghabiskan sebagian kariernya di Heidelberg, dan meski dia wafat lima tahun
sebelum kedatangan Parsons, Weber tetap meninggalkan pengaruh mendalam terhadap
kampus tersebut dan jandanya meneruskan pertemuan-pertemuan di rumahnya, yang
juga diikuti oleh Parsons.[3]. Parsons sangat dipengaruhi oleh
karya Weber dan sebagian disertasi doktoralnya di Heidelberg membahas karya Weber.[4]
Parsons menjadi pengajar di Harvard pada tahun 1927, dan meskipun ia
berpindah jurusan beberapa kali, Parsons tetap berada di Harvard sampai dengan
ia wafat tahun 1979. Perjalanan kariernya
tidak pesat ia tidak memperoleh posisi tetap sampai dengan tahun 1939. Dua
tahun sebelumnya, ia mempublikasikan buku the structure of social action,
satu buku yang tidak hanya memperkenalkan teoritisi-teoritisi sosial utama
semisal Weber kepada sosiolog lain, namun juga menjadi dasar bagi
pengembangan teori Parsons sendiri. [5]
Sesudah itu karier akademis Parsons
maju pesat.[3] Dia menjadi ketua jurusan sosiologi di Harvard pada 1944 dan dua tahun
kemudian mendirikan Departemen Hubungan
Sosial, yang tidak
hanya memasukkan sosiolog, tetapi juga berbagai sarjana ilmu sosial lainnya.[6]. Tahun 1949, ia terpilih menjadi
Presiden The American Sociological Association.[3] Tahun 1950-an dan menjelang tahun
1960-an, dengan diterbitkannya buku seperti The Social System pada tahun
1951 Parsons menjadi tokoh dominan dalam sosiologi Amerika.[7].
Tetapi, di akhir 1960-an Parsons
mendapat serangan sayap radikal
sosiologi Amerika yang baru muncul.[3] Parsons dinilai berpandangan politik konservatif dan teorinya dianggap sangat konservatif dan tidak lebih dari sebuah skema
kategorisasi yang rumit.[3] Akan tetapi, pada tahun 1980-an
timbul kembali perhatian terhadap teori Parsons, tidak hanya di Amerika Serikat tetapi juga di seluruh dunia.[3] Pemikiran Parsons tidak hanya
memengaruhi pemikir konservatif, tetapi juga teoritisi neo-Marxian,
terutama Jurgen Harbemas.[8].
Setelah kematian Parsons, sejumlah
bekas mahasiswanya, semuanya sosiolog sangat terkenal, merenungkan arti
pentingnya teorinya maupun pencipta teori itu sendiri. Dalam renungan mereka, para sosiolog ini
mengemukakan pengertian menarik tentang Parsons dan karyanya. Beberapa pandangan selintas mengenai Parsons yang
direproduksi di sini bukan dimaksudkan untuk membuat gambaran yang masuk akal,
tetapi dimaksudkan untuk mengemukkan pandangan selintas yang provokatif
mengenai Parsons dan karya-karyanya. [9].
Robert Merton
adalah seorang mahasiswanya ketika Parsons baru saja mulai
mengajar di Harvard.[3] Merton yang menjadi teoritisi
terkenal karena teori ciptaanya sendiri, menjelaskan bahwa mahasiswa pascasarjana yang datang ke Harvard, di
tahun-tahun itu bukan hendak belajar dengan Parsons, tetapi juga dengan Sorokin,
telah menjadi anggota senior
jurusan sosiologi yang telah menjadi musuh utama
Parsons.[3] Celaan Merton mengenai kuliah
pertama Parsons dalam teori juga menarik, terutama karena materi yang disajikan adalah basis untuk salah satu buku teori
yang paling berpengaruh pada sosiologi. [3]. Pemikiran Parsons di dalam
perkembangan ilmu sosiologi dikenal dengan teori fungsionalis.
Konsep
Pemikiran
Sebagai seorang sosiolog kontemporer dari Amerika yang menggunakan pendekatan fungsional dalam melihat masyarakat, baik yang menyangkut fungsi dan prosesnya.[10] Pendekatannya
selain diwarnai oleh adanya keteraturan masyarakat yang ada di Amerika juga
dipengaruhi oleh pemikiran Auguste Comte, Emile Durkheim, Vilfredo Pareto
dan Max Weber. Hal tersebut di ataslah yang
menyebabkan Teori Fungsionalisme Talcott Parsons
bersifat kompleks. [10]
Asumsi
dasar dari Teori Fungsionalisme Struktural, yaitu bahwa masyarakat terintegrasi atas dasar kesepakatan
dari para anggotanya akan nilai-nilai kemasyarakatan tertentu yang
mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan-perbedaan sehingga masyarakat tersebut
dipandang sebagai suatu sistem yang secara fungsional
terintegrasi
dalam suatu keseimbangan.[10] Dengan demikian masyarakat adalah
merupakan kumpulan sistem-sistem sosial yang satu sama lain berhubungan dan saling ketergantungan.[10]
Teori
Fungsionalisme Struktural
yang mempunyai latar belakang kelahiran dengan mengasumsikan adanya kesamaan
antara kehidupan organisme biologis dengan struktur sosial
dan berpandangan tentang adanya keteraturan dan keseimbangan dalam masyarakat tersebut dikembangkan dan
dipopulerkan oleh Talcott Parsons.[10]
Tindakan
Sosial dan Orientasi Subjektif
Teori Fungsionalisme Struktural yang
dibangun Talcott Parsons dan dipengaruhi oleh para sosiolog Eropa menyebabkan teorinya itu bersifat empiris, positivistis
dan ideal.[10] Pandangannya tentang tindakan manusia itu bersifat voluntaristik,
artinya karena tindakan itu didasarkan pada dorongan kemauan, dengan
mengindahkan nilai, ide
dan norma
yang disepakati.[10] Tindakan individu manusia memiliki
kebebasan untuk memilih sarana (alat) dan tujuan yang akan dicapai itu
dipengaruhi oleh lingkungan atau kondisi-kondisi, dan apa yang
dipilih tersebut dikendalikan oleh nilai dan norma.[10]
Prinsip-prinsip pemikiran Talcott Parsons,
yaitu bahwa tindakan
individu manusia itu diarahkan pada tujuan.[10] Di samping itu, tindakan itu
terjadi pada suatu kondisi yang unsurnya sudah pasti, sedang unsur-unsur lainnya digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Selain itu, secara normatif tindakan tersebut diatur berkenaan dengan penentuan
alat dan tujuan.[10] Atau dengan kata lain dapat
dinyatakan bahwa tindakan itu dipandang sebagai kenyataan sosial yang terkecil dan mendasar, yang unsur-unsurnya berupa alat,
tujuan,
situasi,
dan norma.
Dengan demikian, dalam tindakan tersebut dapat digambarkan yaitu individu
sebagai pelaku dengan alat yang ada akan mencapai tujuan dengan berbagai macam
cara, yang juga individu itu dipengaruhi oleh kondisi yang dapat membantu dalam
memilih tujuan yang akan dicapai, dengan bimbingan nilai dan ide serta norma.
Perlu diketahui bahwa selain hal-hal tersebut di atas, tindakan individu
manusia itu juga ditentukan oleh orientasi subjektifnya, yaitu berupa orientasi
motivasional dan orientasi nilai. Perlu diketahui pula bahwa tindakan individu
tersebut dalam realisasinya dapat berbagai macam karena adanya unsur-unsur
sebagaimana dikemukakan di atas.
Analisis
Struktural Fungsional dan Diferensiasi Struktural
Sebagaimana telah diuraikan di muka,
bahwa Teori Fungsionalisme Struktural beranggapan bahwa masyarakat itu merupakan sistem yang secara fungsional
terintegrasi
ke dalam bentuk keseimbangan. Menurut Talcott Parsons dinyatakan bahwa yang
menjadi persyaratan fungsional dalam sistem di masyarakat dapat dianalisis,
baik yang menyangkut struktur maupun tindakan sosial,
adalah berupa perwujudan nilai dan penyesuaian dengan lingkungan yang menuntut suatu konsekuensi
adanya persyaratan fungsional.[3]
Perlu diketahui ada fungsi-fungsi tertentu yang harus dipenuhi agar ada kelestarian sistem, yaitu adaptasi, pencapaian tujuan,
integrasi
dan keadaan latent.[10] Empat persyaratan fungsional yang
mendasar tersebut berlaku untuk semua sistem yang ada. Berkenaan hal tersebut
di atas, empat fungsi tersebut terpatri secara kokoh
dalam setiap dasar yang hidup pada seluruh tingkat organisme tingkat perkembangan evolusioner.
[10]
Perlu diketahui bahwa sekalipun
sejak semula Talcott Parsons ingin membangun suatu teori yang besar, akan
tetapi akhirnya mengarah pada suatu kecenderungan yang tidak sesuai dengan
niatnya.[10] Hal tersebut karena adanya
penemuan-penemuan mengenai hubungan-hubungan dan hal-hal baru, yaitu yang
berupa perubahan perilaku pergeseran prinsip keseimbangan
yang bersifat dinamis
yang menunjuk pada sibernetika teori sistem
yang umum.[10] Dalam hal ini, dinyatakan bahwa
perkembangan masyarakat itu melewati empat proses perubahan struktural,
yaitu pembaharuan yang mengarah pada penyesuaian evolusinya Talcott Parsons
menghubungkannya dengan empat persyaratan fungsional di atas untuk menganalisis
proses perubahan.[10]
Perlu diketahui bahwa sekalipun
Talcott Parsons telah berhasil membangun suatu teori yang besar untuk
mengadakan pendekatan dalam masyarakat, akan tetapi ia tidak luput dari
serangkaian kritikan, baik dari mantan muridnya Robert K. Merton,
ataupun sosiolog lain, yaitu George Homans,
Williams Jr.,
dan Alvin Gouldner.[3]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar