Nonprobability/Nonrandom Sampling
atau Sampel Tidak Acak
Seperti telah diuraikan
sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua
unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa
dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel
bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang
sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti.
- Convenience Sampling atau sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan.
Dalam memilih sampel, peneliti tidak
mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja.
Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di
situ atau kebetulan dia mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada
beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling
– tidak disengaja – atau juga captive sample
(man-on-the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan
untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian
lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa
kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya
ternyata kurang obyektif.
- Purposive Sampling
Sesuai dengan namanya, sampel diambil
dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil
sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau
sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi
penelitiannya. Dua jenis sampel ini dikenal dengan nama
judgement dan quota sampling.
Judgment Sampling
Sampel dipilih berdasarkan penilaian
peneliti bahwa dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan
sampel penelitiannya.. Misalnya untuk memperoleh data tentang
bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan,
maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa
memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih
sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai
“information rich”.
Dalam program pengembangan produk
(product development), biasanya yang dijadikan sampel adalah
karyawannya sendiri, dengan pertimbangan bahwa kalau karyawan sendiri
tidak puas terhadap produk baru yang akan dipasarkan, maka jangan
terlalu berharap pasar akan menerima produk itu dengan baik. (Cooper
dan Emory, 1992).
Quota Sampling
Teknik sampel ini adalah bentuk dari
sampel distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih
secara acak melainkan secara kebetulan saja.
Misalnya, di sebuah kantor terdapat
pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti
ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka
dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang
sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan
ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan
secara kebetulan saja.
- Snowball Sampling – Sampel Bola Salju
Cara ini banyak dipakai ketika
peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya
tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan
sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia
minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang
kira-kira bisa dijadikan sampel. Misalnya, seorang peneliti ingin
mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga perkawinan.
Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian
melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada
wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai teman lesbian
lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang berhasil diwawancarainya
dirasa cukup, peneliti bisa mengentikan pencarian wanita lesbian
lainnya. . Hal ini bisa juga dilakukan pada pencandu narkotik, para
gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang eksklusif (tertutup)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar