Rabu, 15 Mei 2013

PROSES SAMPLING

PROSES SAMPLING


A Tahapan Sampling


  • Penentuan populasi yang meliputi elemen, unit sampling, dan dimensi waktu, dan sifat populasi.
  • Identifikasi sifat populasi dan kerangka sampling
  • Tentukan teknik sampling.
  • Tentukan ukuran sampel.


B Prosedur Sampling


Prosedur sampling secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu Sampling Probabilitas dan Sampling Non-Probabilitas.


B.1 Prosedur Sampling Probabilitas


Dalam teknik ini, masing-masing elemen populasi memiliki kesempatan untuk menjadi elemen sampel. Prosedur ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok teknik sampling, yaitu:


1. Teknik Simple Random Sampling
  • Sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan strata (jenjang)
  • Elemen populasi berpeluang sama untuk menjadi elemen sampel
  • Cocok untuk populasi yang homogen

2. Teknik Stratified Random Sampling
  • Populasi dibagi ke dalam strata atau jenjang (misal: tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dsb.)
  • Untuk tiap strata, dilakukan pemilihan sampel dengan simple random sampling.
  • Cocok untuk populasi yang berstrata atau berjenjang.

3. Teknik Clustered (Area) Random Sampling
  • Populasi dibagi ke dalam kelompok, area atau cluster (wilayah propinsi, pegawai negeri, swasta, karyawan swasta, TNI/POLRI, petani, dsb.)
  • Untuk tiap cluster, dilakukan pemilihan sampel dengan simple random sampling.
  • Cocok untuk populasi yang memiliki cluster/kelompok/area.

4. Teknik Systematic Sampling
Pada teknik systematic sampling, pengambilan sampel didasarkan pada urutan populasi yang telah diberi nomor urut atau anggota sampel diambil dari populasi pada jarak interval waktu atau ruang tertentu dengan urutan yang seragam.
Sebagai contoh:
    • Sampel diambil dari daftar populasi yang bernomor genap atau ganjil saja.
    • Pengambilan sampel tanah pada kedalaman 0 m, 5 m, 10 m, 15 m, dst (pada interval 5 meter).

B.2 Prosedur Sampling Non-Probabilitas


Pengambilan sampel didasarkan pada kebijaksanaan peneliti sendiri.


1. Teknik Convenience Sampling
  • Sampel diambil berdasarkan kesukaan peneliti
  • Misalnya dengan menghadang pengunjung yang baru keluar belanja.


2. Teknik Accidental Sampling
  • Teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel jika dipandang cocok.
  • Teknik ini cocok untuk survei pemasaran, kepuasan pelanggan dan sejenisnya, di mana kita tidak mengetahui dengan jelas jumlah populasinya.


3. Teknik Judgment/Purposive Sampling
  • Didasarkan pada pendapat/pertimbangan pakar.
  • Didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu yang diberikan oleh pakar atau ahli untuk pengambilan sampelnya.
  • Cocok untuk studi kasus, misalnya:
  • Peneliti ingin mengetahui model kurikulum SMA yang cocok. Maka sampel yang dipilih adalah para guru dan ahli-ahli pendidikan dan manajemen pendidikan, warga masyarakat yang berpengalaman.
  • Kasus bumbu masak yang dinyatakan haram. Peneliti ingin mengetahui penyebabnya dengan cara mencari sampel (responden) yang ahli di bidang pembuatan bumbu masak, responden dari kalangan ulama yang dapat memberikan fatwa.


4. Teknik Quota Sampling
  • Penentuan sampel dari populasi yang memiliki ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan, yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti. Contohnya:
  • Peneliti ingin mengetahui informasi tentang penempatan karyawan yang tinggal di Perum Pondok Hijau, dalam kategori jabatan tertentu dan pendapatan tertentu. Pemilihan sampel akan ditentukan pertimbangan oleh peneliti sendiri.


5. Teknik Snowball Sampling
Teknik sampling berangkat dari sejumlah sampel (responden) yang kemudian mereka mengajak para temannya untuk dijadikan sampel dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin besar seperti bola salju yang menggelinding. Contohnya:
  • Akan diteliti siapa dalang pengedar Narkoba di SMP Mekarsari, siapa yang menjadi otak pembunuhan murid di SD Kuasa Mandiri, siapa yang membocorkan rahasia soal ujian negara, dsb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar