A Tahapan
Sampling
- Penentuan
populasi yang meliputi elemen, unit sampling, dan dimensi waktu, dan
sifat populasi.
- Identifikasi
sifat populasi dan kerangka sampling
- Tentukan teknik
sampling.
- Tentukan ukuran
sampel.
B Prosedur
Sampling
Prosedur sampling secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu Sampling Probabilitas dan Sampling Non-Probabilitas.
B.1 Prosedur
Sampling Probabilitas
Dalam teknik ini, masing-masing elemen populasi memiliki kesempatan untuk menjadi elemen sampel. Prosedur ini dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok teknik sampling, yaitu:
1. Teknik
Simple Random Sampling
- Sampel diambil secara acak tanpa memperhatikan strata (jenjang)
- Elemen populasi berpeluang sama untuk menjadi elemen sampel
- Cocok untuk populasi yang homogen
2. Teknik
Stratified Random Sampling
- Populasi dibagi ke dalam strata atau jenjang (misal: tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dsb.)
- Untuk tiap strata, dilakukan pemilihan sampel dengan simple random sampling.
- Cocok untuk populasi yang berstrata atau berjenjang.
3. Teknik
Clustered (Area) Random Sampling
- Populasi dibagi ke dalam kelompok, area atau cluster (wilayah propinsi, pegawai negeri, swasta, karyawan swasta, TNI/POLRI, petani, dsb.)
- Untuk tiap cluster, dilakukan pemilihan sampel dengan simple random sampling.
- Cocok untuk populasi yang memiliki cluster/kelompok/area.
4. Teknik
Systematic Sampling
Pada teknik systematic
sampling, pengambilan sampel didasarkan pada urutan populasi yang
telah diberi nomor urut atau anggota sampel diambil dari populasi
pada jarak interval waktu atau ruang tertentu dengan urutan yang
seragam.
Sebagai contoh:- Sampel diambil
dari daftar populasi yang bernomor genap atau ganjil saja.
- Pengambilan
sampel tanah pada kedalaman 0 m, 5 m, 10 m, 15 m, dst (pada
interval 5 meter).
B.2 Prosedur
Sampling Non-Probabilitas
Pengambilan sampel didasarkan pada kebijaksanaan peneliti sendiri.
1. Teknik Convenience Sampling
- Sampel diambil
berdasarkan kesukaan peneliti
- Misalnya dengan
menghadang pengunjung yang baru keluar belanja.
2. Teknik Accidental Sampling
- Teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa yang
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sampel jika
dipandang cocok.
- Teknik ini cocok
untuk survei pemasaran, kepuasan pelanggan dan sejenisnya, di mana
kita tidak mengetahui dengan jelas jumlah populasinya.
3. Teknik Judgment/Purposive Sampling
- Didasarkan pada
pendapat/pertimbangan pakar.
- Didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan tertentu yang diberikan oleh pakar atau
ahli untuk pengambilan sampelnya.
- Cocok untuk studi
kasus, misalnya:
- Peneliti ingin
mengetahui model kurikulum SMA yang cocok. Maka sampel yang dipilih
adalah para guru dan ahli-ahli pendidikan dan manajemen pendidikan,
warga masyarakat yang berpengalaman.
- Kasus bumbu masak
yang dinyatakan haram. Peneliti ingin mengetahui penyebabnya dengan
cara mencari sampel (responden) yang ahli di bidang pembuatan bumbu
masak, responden dari kalangan ulama yang dapat memberikan fatwa.
4. Teknik Quota Sampling
- Penentuan sampel
dari populasi yang memiliki ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan, yang didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu
dari peneliti. Contohnya:
- Peneliti ingin
mengetahui informasi tentang penempatan karyawan yang tinggal di
Perum Pondok Hijau, dalam kategori jabatan tertentu dan pendapatan
tertentu. Pemilihan sampel akan ditentukan pertimbangan oleh
peneliti sendiri.
5. Teknik Snowball Sampling
Teknik
sampling berangkat dari sejumlah sampel (responden) yang kemudian
mereka mengajak para temannya untuk dijadikan sampel dan seterusnya
sehingga jumlah sampel semakin besar seperti bola salju yang
menggelinding. Contohnya:
- Akan diteliti
siapa dalang pengedar Narkoba di SMP Mekarsari, siapa yang menjadi
otak pembunuhan murid di SD Kuasa Mandiri, siapa yang membocorkan
rahasia soal ujian negara, dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar