Rabu, 26 Juni 2013

KLASIFIKASI DAN PENYEBAB KEMISKINAN

KLASIFIKASI KEMISKINAN

Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa pendekatan permasalahan kemiskinan dari segi pendapatan saja tidak mampu memecahkan permasalahan kemiskinan, karena kemiskinan bukan hanya masalah ekonomi namun juga meliputi berbagai masalah lainnya. Kemiskinan dalam berbagai bidang ini disebut dengan kemiskinan plural. Menurut Max-Neef et. al, sekurangnya ada 6 (enam) macam kemiskinan yang ditanggung komunitas, yaitu :
  1. Kemiskinan subsistensi, penghasilan rendah, jam kerja panjang, perumahan buruk, fasilitas air bersih mahal.
  2. Kemiskinan perlindungan, lingkungan buruk (sanitasi, sarana pembuangan sampah, polusi), kondisi kerja buruk, tidak ada jaminan atas hak pemilikan tanah.
  3. Kemiskinan pemahaman, kualitas pendidikan formal buruk, terbatasnya akses atas informasi yang menyebabkan terbatasnya kesadaran atas hak, kemampuan dan potensi untuk mengupayakan perubahan.
  4. Kemiskinan partisipasi, tidak ada akses dan kontrol atas proses pengambilan keputusan yang menyangkut nasib diri dan komunitas.
  5. Kemiskinan identitas, terbatasnya perbauran antar kelompok sosial, terfragmentasi.
  6. Kemiskinan kebebasan, stres, rasa tidak berdaya, tidak aman baik di tingkat pribadi maupun komunitas.

PENYEBAB KEMISKINAN

Beberapa faktor penyebab yang sangat mendasar terhadap terjadinya kemiskinan antara lain adalah :
  1. Kegagalan kepemilikan, terutama tanah dan modal.
  2. Terbatasnya ketersediaan bahan kebutuhan dasar, sarana dan prasarana.
  3. Kebijakan pembangunan yang bias perkotaan dan bias sektor.
  4. Adanya perbedaan kesempatan di antara anggota masyarakat dan sistem yang kurang mendukung.
  5. Adanya perbedaan sumber daya manusia dan perbedaan antar sektor ekonomi (ekonomi tradisional versus ekonomi modern).
  6. Rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal dalam masyarakat.
  7. Budaya hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang mengelola sumber daya alam dan lingkungannya.
  8. Tidak adanya tata pemerintahan yang bersih dan baik (good governance).
  9. Pengelolaan sumber daya alam yang berlebihan dan tidak berwawasan lingkungan (over exploited).
  10. Keterbatasan pendapatan, modal dan sarana untuk memenuhi kebutuhan dasar, termasuk:
  1. Modal sumberdaya manusia, misalnya pendidikan formal, keterampilan, dan kesehatan yang memadai.
  2. Modal produksi, misalnya lahan, dan akses terhadap kredit.
  3. Modal sosial, misalnya jaringan sosial dan akses terhadap kebijakan dan keputusan politik.
  4. Sarana fisik, misalnya akses terhadap prasarana dasar seperti jalan, air bersih, listrik; termasuk hidup di daerah yang terpencil.
  1. Kerentanan dan ketidakmampuan menghadapi goncangan-goncangan karena:
    1. Krisis ekonomi.
    2. Kegagalan panen karena hama, banjir atau kekeringan.
    3. Kehilangan pekerjaan (PHK).
    4. Konflik sosial dan politik.
    5. Korban kekerasan sosial dan rumah tangga.
    6. Bencana alam (longsor, gempa bumi, perubahan iklim global).
    7. Musibah (jatuh sakit, kebakaran, kecurian atau ternak terserang wabah penyakit).
  1. Tidak adanya suara yang mewakili dan terpuruk dalam ketidakberdayaan di dalam institusi negara dan masyarakat karena:
  1. Tidak ada kepastian hukum.
  2. Tidak ada perlindungan dari kejahatan.
  3. Kesewenang-wenangan aparat.
  4. Ancaman dan intimidasi.
  5. Kebijakan publik yang tidak peka dan tidak mendukung upaya penanggulangan kemiskinan.
  6. Rendahnya posisi tawar masyarakat miskin.

1 komentar:

  1. Min saya mau nanya sumbernya, saya mau jadikan referensi untuk melihat tipologi kemiskinan. mohon balasannya...

    BalasHapus