1. Analisis Location
Quotient
Pengertian
Metode LQ adalah metode yang membandingkan porsi lapangan
kerja/jumlah produksi/nilai tambah untuk sektor tertentu di suatu
wilayah dibandingkan dengan porsi lapangan kerja/jumlah
produksi/nilai tambah untuk sektor yang sama secara nasional. Tujuan
metode LQ ini untuk mengidentifikasi sektor unggulan(basis) dalam
suatu wilayah
Teknik analisis location
quotient (LQ) merupakan cara permulaan
untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam sektor kegiatan
tertentu. Cara ini tidak atau belum memberi kesimpulan akhir.
Kesimpulan yang diperoleh baru merupakan kesimpulan sementara yang
masih harus dikaji dan ditilik kembali melalui teknik analisis lain
yang dapat menjawab apakah kesimpulan sementara di atas terbukti
kebenarannya.
Walaupun teknik ini tidak memberikan kesimpulan akhir, namun dalam
tahap pertama sudah cukup memberi gambaran akan kemampuan daerah yang
bersangkutan dalam sektor yang diamati.
Pada dasarnya teknik ini menyajikan perbandingan relatif antara
kemampuan suatu sektor di daerah yang diselidiki dengan kemampuan
sektor yang sama pada daerah yang lebih luas.
Satuan yang digunakan sebagai ukuran untuk menghasilkan koefisien
dapat menggunakan satuan jumlah buruh atau hasil produksi atau satuan
lainnya yang dapat digunakan sebagai kriteria. Perbandingan relatif
ini dinyatakan secara matematika sebagai berikut:
LQ
=
Dimana:
Si
= jumlah buruh industri i didaerah yang diselidiki
S
= jumlah buruh seluruhnya di daerah yang diselidiki
Ni = jumlah buruh industri i di seluruh negara, atau daerah yang
lebih luas dimana daerah yang diselidiki menjadi bagiannya
N = jumlah seluruh buruh di seluruh negara, atau daerah yang
lebih luas dimana daerah yang diselidiki menjadi bagiannya.
Penafsiran
Dunia dapat dilihat sebagai kumpulan daerah. Setiap daerah (tunggal)
mempunyai sistem pengolahan sumber daya alam, tenaga kerja, produksi,
yang merupakan kegiatan memperkembangkan industri dan kegiatan
lainnya di dalam daerah tersebut. Setiap daerah berusaha mencukupi
kebutuhannya dan mengembangkan daerahnya secara maksimum. Adanya
kekurangan dan kelebihan menyebabkan kegiatan impor-ekspor antar
daerah. Barang dan jasa yang diimpor oleh suatu daerah adalah ekspor
dari daerah lain, yang menurut teori merupakan kelebihan dari daerah
disebut terakhir. Struktur perumusan LQ memberikan beberapa nilai
sebagai berikut:
LQ > 1, atau LQ = 1, atau LQ = 1.
Analisis dengan LQ ini merupakan alat sederhana untuk mengetahui
apakah suatu daerah (atau sub-sub) sudah “seimbang” atau belum
dalam kegiatan tertentu (misalnya industri), yang dapat dilihat dari
besarnya angka LQ. Bila kenyataannya proporsi tenaga kerja tiap
kategori itu lebih besar daripada koefisien LQ, maka kelebihannya
dianggap sebagai sektor “ekspor”. Dengan kata lain angka LQ
memberikan indikasi sebagai berikut:
- Jika nilai LQ1, maka sektor yang bersangkutan kurang terspesialisasi dibanding sektor yang sama di tingkat daerah tertentu, sehingga bukan merupakan sektor unggulan.
- Jika nilai LQ=1, sektor yang bersangkutan memiliki tingkat spesialisasi yang sama dengan sektor sejenis di tingkat daerah tertentu, sehingga hanya cukup untuk melayani kebutuhan daerah sendiri.
- Jika nilai LQ1, sektor yang bersangkutan lebih terspesialisasi dibanding sektor yang sama di tingkat daerah tertentu, sehingga merupakan sektor unggulan
Untuk penggunaan di Indonesia, hendaknya diperhatikan hal berikut:
- Tingkatan buruh di Indonesia tidak sama
- Kecenderungan membelanjakan pendapatan rata-rata di Indonesia tidak sama
- Kecenderungan dan laju perkembangan tiap daerah di Indonesia tidak sama
- Cara perhitungan dan sistem penyektoran masih belum jelas, masih belum seragam, masih dalam perkembangan
- Pendapatan per kapita masih sangat rendah, hingga dapat dikatakan habis untuk kepentingan konsumsi.
Besaran lain yang dapat dipakai sebagai ukuran dasar ialah
pendapatan, nilai tambah, jumlah penduduk, luas tanah. Penggunaan
besaran sebagai ukuran mempunyai nilai penafsiran yang berbeda-beda,
yaitu (Isard, 1969):
- Pendapatan merupakan besaran yang digunakan bila kita ingin mengetahui hubungan lokasi industri dengan pasaran umum produksi
- Nilai tambah, digunakan bila kita tertarik pada satuan industri daerah berbanding dengan daya produksi buruh secara keseluruhan
- Penduduk, digunakan bila yang dipersoalkan adalah keadaan dan kriteria kesejahteraan dan keseimbangan pembagian pembagian per kapita
- Area/ kawasan (luas tanah), digunakan bila yang menjadi perhatian adalah persolan kemampuan perubahan guna tanah
- Tenaga kerja pada industri sekunder, digunakan bila kita ingin menguji hipotesis orientasi suatu industri, atau mengetahui ada tidaknya faktor dalam suatu daerah yang diselidiki yang memperkuat atau memperlemah satuan industri, mengetahui lebih jauh daripada sekedar analisis orientasi, atau mengadakan studi kaitan geograsi yang ada dengan industri sekunder.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan teknik LQ untuk
menyatakan kemampuan daerah ialah:
- Selera dan pola pembelanjaan rumah tangga dari tipe dan pendapatan yang sama, berbeda antara satu daerah dengan daerah lain
- Tingkat pendapatan rumah tangga tidak sama di setiap daerah
- Praktek produksi (termasuk produktivitas buruh) di setiap daerah berbeda-beda
- Mungkin yang terpenting, gabungan industri sangat bermacam ragam di setiap daerah.
Adapun metode growth untuk melihat tingkat pertumbuhan produktivitas
dari tahun ke tahun.
Growth = [Tn – (Tn-1)/Tn-1] X 100 %
Dengan
:
Tn : jumlah
produksi tahun ke-n
Tn-1 : jumlah
produksi tahun ke-(n-1)
Hasil rata-rata diatas kemudian dijumlah ke bawah sesuai dengan
jumlah data dan hasilnya dijadikan standar bagi rata-rata produksi
lain. Tanda positif (+) dinyatakan bahwa produksi tersebut berpotensi
dan tanda (-) dianggap bahwa produksi tersebut kurang berpotensi.
Share/pangsa membantu mengkarakteristikkan struktur ekonomi berbagai
wilayah, dengan rumus :
Share =
[NP1/NP2] X 100%
Dengan
:
NP1
: Nilai produksi komoditi a di suatu kawasan
NP2 : Nilai
produksi komoditi a di seluruh wilayah perencanaan
Share > 1 diberi tanda 3 dan bila share = 1 maka diberi nilai 2
dan bila share < 1 diberi nilai 1. Kontribusi yang diberikan itu
besar atau tidak adalah dengan melihat ketentuan berikut : bila share
yang diberi nilai 2 dan 3 maka diberi tanda (+) dan dinyatakan
kontribusi yang diberikan besar dan bila share diberi nilai 1 maka
diberi tanda (-) dan dinyatakan kontribusi yang diberikan kecil
(rendah). Nilai 2 dinyatakan memiliki kontribusi yang besar dengan
asumsi bahwa perkembangan berikutnya akan mengalami peningkatan atau
dalam kurun waktu 3 tahun kontribusi yang diberikan tetap atau dalam
artian tidak mengalami peningkatan dan penurunan.
Hasil growth share dapat didiagramkan sebagai berikut (Suwarjoko
Warpani, 1980 : 78).
Gambar 2.1 menunjukkan bahwa: jika komoditi sektor
memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi (+) dan kontribusi yang
diberikan cukup besar (+) maka disebut sektor unggulan dan sektor ini
dijadikan base sektor suatu wilayah. Jika suatu sektor memiliki
growth (-)
dan share
(+) maka disebut komoditi potensial, dimana komoditi tersebut
nantinya mampu dijadikan base produk dalam waktu yang panjang. Jika
komoditi sektor di suatu wilayah memiliki growth
(+) dan share
(-) maka disebut komoditi dominan yang nantinya mampu menjadi base
produk dengan adanya perlakuan-perlakuan khusus, dan jika sektor
tersebut memiliki growth (-) dan share(-) maka produk ini disebut
komoditi statis dimana nantinya dapat dijadikan sebagai komoditi
dominan dengan perlakuan khsusus, dan upaya diversifikasi komoditas.
Analisis
linkage system
merupakan analisis yang mempelajari adanya hubungan/keterkaitan
antara forward linkage
dan backward linkage
ekonomi kerakyatan. Keterkaitan tersebut meliputi :
- Keterkaitan ke belakang (backward linkage), yaitu keterkaitan ekonomi kerakyatan dengan penyedia input produksi (keterkaitan penyerapan tenaga kerja dan keterkaitan dengan penyediaan bahan baku dan peralatan produksi) beserta sektor pendukung ekonomi kerakyatan.
- Keterkaitan ke depan (forward linkage), yaitu keterkaitan masyarakat dengan pengguna output produksi (keterkaitan pemasaran produk ekonomi kerakyatan) beserta wilayah tujuan pemasaran
Analisis
SWOT digunakan dalam menginterpretasikan wilayah perencanaan,
khususnya pada kondisi yang sangat kompleks, faktor eksternal dan
internal memegang peran yang sama pentingnya. Analisis SWOT digunakan
untuk mengetahui inventarisasi faktor potensi (strenght),
masalah (weakness),
peluang (opportunities)
dan ancaman (threats)
dari pengembangan ekonomi kerakyatan yang akan dilakukan atau untuk
mengetahui arah pengembangan ekonomi kerakyatan (Wicaksono et al.,
2001). SWOT secara harfiah merupakan akronim yang terdiri dari
konsep/kata:
- S (strenght/kekuatan) : suatu kondisi atau keadaan yang dimiliki dan dianggap merupakan hal yang sudah baik
- W (weakness/kelemahan) : suatu keadaan atau kondisi yang dianggap memiliki kelemahan atau masalah
- O (opportunity/kesempatan/peluang) : suatu keadaan atau kondisi yang ada atau yang akan terjadi di dalam dan di sekitar daerah yang dianggap berpeluang untuk digunakan dalam pengembangan potensi
- T (threat/ancaman/hambatan) : suatu keadaan atau kondisi yang ada atau yang akan terjadi di dalam atau di sekitar daerah yang dianggap dapat menghambat atau mengancam pengembangan potensi.
Kekuatan
dan kelemahan merupakan faktor intern, sedangkan kesempatan dan
ancaman merupakan faktor ekstern.
SWOT
digunakan untuk dapat menetapkan tujuan secara lebih realistis dan
efektif, serta merumuskan strategi dengan efektif pula. Dalam
memanfaatkan SWOT, juga terdapat alternatif penggunaan yang
didasarkan dari kombinasi masing-masing faktor:
- SO : memanfaatkan kekuatan (S) secara maksimal untuk meraih peluang (O);
- ST : memanfaatkan kekuatan (S) secara maksimal untuk mengantisipasi atau menghadapi ancaman (T) dan berusaha menjadikan ancaman sebagai peluang;
- WO : meminimalkan kelemahan (W) untuk meraih peluang (O);
- WT : meminimalkan kelemahan (W) untuk menghindari secara baik dari ancaman (T)
Keempat
faktor pada SWOT masing-masing dianalisis berdasarkan komponen dari
tiap faktor untuk selanjutnya diberikan penilaian untuk mengetahui
posisi obyek penelitian pada kuadran SWOT. Adapun sistem penilaian
yang dilakukan adalah memberikan penilaian dalam bentuk matriks
kepada dua kelompok besar yaitu faktor internal (IFAS/Internal
Strategic Analysis Summary) yang
terdiri dari kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) serta
faktor eksternal (EFAS/Eksternal
Strategic Analysis Summary) yang
terdiri dari peluang (opportunity)
dan ancaman (threat).
Keterangan:
Kuadran
1 : Situasi yang sangat menguntungkan. Kegiatan ekonomi kerakyatan
tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan
peluang dan kekuatan yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam
kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif
(Growth Oriented Strategy).
Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, kegiatan ekonomi
kerakyatan ini masih memiliki kekuatan dan segi internal. Strategi
yang harus ditetapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi
(produk/pasar).
Kuadran 3 : Kegiatan ekonomi kerakyatan menghadapi peluang pasar yang
sangat besar, tetapi di lain pihak kegiatan ekonomi kerakyatan
menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi yang
digunakan adalah meminimalkan masalah-masalah internal ekonomi
kerakyatan sehingga dapat merebut peluang pasar yang baik.
Kuadran 4 : Situasi yang sangat tidak menguntungkan. Kegiatan ekonomi
kerakyatan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan
internal.
- Matrik faktor strategi eksternal
Cara-cara
penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS) adalah:
- Kolom 1 disusun peluang dan ancaman;
- Masing-masing faktor dalam kolom 2 diberi bobot ;
- Rating dihitung untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 3 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi ekonomi kerakyatan yang bersangkutan;
- Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating 3 tetapi jika peluangnya kecil, diberi rating 1)
- Bobot dikalikan dengan rating untuk memperoleh faktor pembobotan. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi;
- Skor pembobotan dijumlahkan untuk memperoleh total skor bagi ekonomi kerakyatan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana ekonomi kerakyatan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis eksternalnya.
- Matrik faktor strategi internal
- Kolom 1 disusun faktor-faktor kekuatan dan kelemahan ekonomi kerakyatan;
- Masing-masing faktor dalam kolom 2 diberi bobot;
- Rating dihitung untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 3 outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi ekonomi kerakyatan yang bersangkutan;
- Skor pembobotan dijumlahkan untuk memperoleh total skor pembobotan bagi ekonomi kerakyatan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana ekonomi kerakyatan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis internalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar