Sabtu, 22 Juni 2013

Sosialisasi


Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat
Kata para ahli hukum tentang sosialisasi :
Menurut Peter L. Berger, sosialisasi adalah proses belajar seorang anak untuk menjadi anggota yang dapat berpartisipasi di dalam masyarakat
Menurut David Gaslin, sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk memperoleh pengetahuan tentang nilai dan norma-norma agar ia dapat berpartisipasi sebagai anggota kelompok
Contoh nilai dan norma sosial dalam sosialisasi :
Nilai dan norma dalam masyarakat feodal menuntut seseorang untuk tunduk dan patuh kepada otrang yang lebih tua. Pola sosialisasi bersifat represif (paksaan), proses belajar anak adalah pasif
Dalam masyarakat yang demokratis nilai dan norma sosial yang berlaku adalah kesamaan derajat. Pola sosialisasi cenderung partisipatoris. Anak berperan aktif untuk belajar membentuk diri, sesuai dengan refleksi dirinya terhadap orang-orang disekitarnya
Contoh kasus individu yang tidak mendapatkan sosialisasi
Kingsley Davis mengisahkan Anna dan Isabella yang sejak bayi sampai berumur 5 tahun, dikurung oleh kakek dan ibunya yang tuli bisu. Mereka bersikap apatis dan acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitar mereka. Anna akhirnya meninggal karena hilangnya semangat hidup. Isabella setelah 2 tahun dirawat secara intensif, akhirnya bisa hidup secara normal dan mulai bersekolah
Curtis dan Pines mengisahkan gadis berusia 13 tahun yang bernama Genie. Dia disekap ayahnya sejak umur 2 tahun. Kondisi awalnya sama dengan Anna dan Isabella. Walaupun mengalami kemajuan setelah dirawat secara intensif, ia tidak berkembang pada tahap yang seharusnya dialami anak-anak seusianya
Menurut Yinger, Kepribadian adalah keseluruhan perilaku seseorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
Sistem kecenderungan : Setiap orang mempunyai cara berperilaku yang khas, seperti sikap, bakat, adat, kecakapan, kebiasaan, dan tindakan yang sama setiap hari
Serangkaian situasi : Perilaku merupakan produk gabungan dari kecenderungan perilaku yang dihadapi seseorang
Contoh : Andi berbohong pada orang tuanya untuk menutupi nilai ulangannya yang jelek. Karena ortunya percaya, lain wakti ia berbohong lagi


Menurut George Herbert Mead dalam bukunya Mind, Self, and Society, ketika manusia lahir ia belum mempunyai diri (self). Diri manusia berkembang tahap demi tahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain. Role taking (pengambilan peran). 3 tahap perkembangan diri manusia :
Play stage, anak kecil mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada di sekitarnya. Ia meniru peran orang yang berinteraksi dengannya. Contoh : Anak kecil bermain menjadi polisi atau menjadi dokter
Game stage, anak tidak hanya mengetahui peran yang harus dijalankannya, tetapi telah mengetahui peran yang dijalankan orang lain yang berinteraksi dengannya. Anak sudah menyadari peran yang dijalankan orang lain. Contoh : Dalam bermain bola ia menyadari adanya peranan sebagai pemain, kiper wasit dan penjaga garis
Generalized others, anak telah mampu mengambil peran-peran orang lain yang lebih luas, tidak sekedar orang terdekatnya. Contoh : Sebagai siswa ia memahai peran guru
Menurut Charles Horton Cooley, diri seseorang memantulkan apa yang dirasakan sebagai tanggapan masyarakat terhadapnya. Diri seseorang yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain disebut Cooley sebagai looking-glass selfLooking-glass selfterbentuk melalui 3 tahap :
Seseorang membayangkan bagaimana perilaku atau tindakannya tampak bagi orang lain
Seseorang membayangkan bagaimana orang lain menilai perilaku atau tindakan tersebut
Seseorang membangun konsepsi tentang dirinya berdasarkan asumsi penilaian orang lain terhadap dirinya itu
Contoh : Siswa beberapa kali mendapatkan nilai kurang untuk mata pelajaran mat. Ia dimarahi gurunya. Oleh karena itu, ia merasa gurunya menganggap ia bodoh. ANggapan itu mempengaruhi pandangan siswa tersebut terhadap dirinya sendiri
Tujuan sosialisasi :
Membekali seseorang dengan keterampilan tertentu
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif
Mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan mawas diri yang tepat
Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat
Faktor-faktor pembentukan kepribadian :
Warisan biologis (keturunan) :
Menurut Paul B. Horton dan Chester L. Lunt, karakteristik fisik tertentu menjadi suatu faktor dalam perkembangan kepribadian sesuai dengan bagaimana ia didefinisikan dan diperlakukan dalam masyarakat dan oleh kelompok acuan seseorang. Contoh : Orang bertubuh tegap diharapkan memimpin dan dibenarkan bersikap seperti pemimpin, sehingga mereka bertindak seperti pemimpin, orang cenderungan berperilaku seperti yang diharapkan oleh orang lain
Warisan biologis juga berhubungan dengan gen orang tuanya, seperti golongan darah, jenis penyakit tertentu seperti diabetes, alergi, jantung koroner dll
Lingkungan fisik (geografis) : Perbedaan perilaku kelompok disebabkan oleh perbedaan iklim , topografi (permukaan atau relief bumi), dan sumber alam. Contoh :
Suku Ik tinggal di daerah kering, miskin, dan mengalami kepalaparan, kepribadian mereka tamak, rakus, tidak ramah, tidak suka menolong
Kondisi ini berbeda dengan bangsa Samoa yang hanya memerlukan sedikit waktu setiap harinya untuk mendapatkan banyak makanan
Kebudayaan : Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial, baik berupa gagasan, aktivitas, dan hasil dari aktivitas manusia yang digunakan untuk memahami lingkungan dan pengalamannya, serta dijadikan pedoman hidup anggota masyarakat. Contoh : Budaya bahari merupakan keseluruhan gagasan aktivitas dan hasil dari aktivitas masyarakat yang hidupnya tergantung dari sumber daya kelautan
Pengalaman kelompok : Seorang anak kurang diperhatikan oleh keluarganya, anak itu menjadi nakal karena merasa dirinya tidak dicintai. Ia akan bergabung dengan kelompok yang mempunyai standar perilaku yangs sesuai dengannya. Sebaliknya, anak yang berperilaku baik akan mengelompokkan dirinya dengan anak yang baik juga
Pengalaman unik : Menurut Paul B. Horton, pengalaman unik mengandung pengertian bahwa tidak seorangpun mengalami serangkaian pengalaman yang persis sama satu sama lainnya. Contoh : Ada 2 gadis cantik dalam 1 keluarga, gadis A lebih percaya diri karena orang tuanya dan keluarganya berpendapat bahwa dia cantik. Berbeda dengan gadis B yang kurang percaya diri katena orang tuanya memperlakukannya seperti anak yang kurang menarik

Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi

4 agen sosialisasi utama :
Keluarga :
Peran agen sosialisasi pada tahap awal  (primer) sangat penting. pentingnya keluarga sebagai  agen sosialisasi pertama terletak pada beberapa kemampuan yang diajarkan dalam tahap ini. Seorang bayi akan belajar berkomunikasi secara verbal dan non vebal pada tahap ini
Melalui interaksi dalam keluarga, anak mempelajari pola perilaku, sikap, keyakinan cita-cita, dan nilai dalam keluarga dan masyarakat
Contoh : Pola perilaku dam sikap anggota keluarga yang cenderung disiplin akan musah terinternalisasi dalam diri seorang anak sehingga menjadikannya selalu bersikap disiplin
Kelompok sebaya atau sepermainan :
Pada tahap ini, anak memasuki game stage, fase dimana ia mulai mempelajari berbagai aturan tentang peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat. Dengan bermain, ia mulai mengenal nilai-nilai keadilan, kebenaran, toleransi, atau solidaritas
Contoh : Bermain dengan teman tidak boleh curang atau mau menang sendiri. Apabila curang dan mau menang sendiri, maka teman-temannya tidak akan mau lagi bermain dengannya
Sekolah :
Robert Dreeben berpendapat bahwa yang dipelajari anak di sekolah disamping membaca, menulis, berhitung adalah aturan mengenai kemandirian, prestasi, universalisme, dan spesifitas
Mandiri – Di rumah : Anak dapat mengharapkan bantuan dari orang tuanya. Di sekolah : Sebagian besar tugasnya harus dilakukan sendiridengan penuh rasa tanggung jawab
Prestasi – Di rumah : Peranan seorang anak terkait dengan peranan-peranan yang dimilikinya, seperti peranan sebagai adik atau kakak. Di sekolah : Peranan yang menonjol adalah peranan yang diraih dengan menunjukkan prestasi
Universalisme – Di rumah : Anak cenderung mendapatkan perlakuan khusus. Di sekolah : Siswa mendapatkan perlakuan yang sama (universalisme)
Spesifitas – Di sekolah : Kegiatan siswa dan penilaian dibatasi secara spesifik, contoh : kekeliruan yang dilakukan siswa dalam pelajaran mat tidak mempengaruhi penilaian gurunya pada pelajaran bahasa Indonesia. Di rumah : Kegiatan anak dan penilaian terhadapnya tidak dilakukan secara spesifik seperti di sekolah
Media massa :
Bentuk komunikasi dan rekreasi yang menjangkau sejumlah besar orang
Minat anak-anak terhadap siaran televisi membuat media ini begitu dominan dalam proses sosialisasi
Contoh : Penayangan film-film keras dan brutal melalui televisi dapat menimbulkan perilaku yang keras pada anak

Bentuk sosialisasi :
Sosialisasi primer : Sosialisasi pada tahap-tahap awal kehidupan seseorang sebagai manusia. Sosialisasi pertama yang dialami individu semasa kecil, dimana ia belajar menjadi anggota masyarakat, dipelajari dalam keluarga
Sosialisasi sekunder : Proses berikutnya yang memperkenalkan individu pada lingkungan di luar keluarganya, seperti sekolah, lingkungan bermian, dan lingkungan kerja
 Proses resosialisasi/proses penyosialisasian ulang terjadi apabila sesuatu yang telah dipelajari dalam tahap sosialisasi primer berbeda dengan yang dilakukan dalam sosialisasi sekunder. Proses resosialisasi didahului dengan proses desosialisasi/proses pencabutan dari apa yang telah dimiliki oleh individu seperti nilai dan norma
 Tipe sosialisasi :
Formal : Sosialisasi terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara seperti pendidikan di sekolah dan pendidikan militer
Informal : Sosialisasi terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat
 Pola sosialisasi :
Sosialisasi represif : Penggunaan hukuman terhadap kesalahan, penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan, penekanan sosialisasi terletak pada orang tua dan peran keluarga sebagai significant others
Sosialisasi partisipatoris : Anak diberi imbalan ketika berperilaku baik, hukuman dan imbalan bersifat simbolik, pusat sosialisasi adalah anak dan keperluan anak, dan keluarga menjadi generalized others

Tidak ada komentar:

Posting Komentar