Sosialisasi
adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan
dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat
Kata
para ahli hukum tentang sosialisasi :
Menurut
Peter L. Berger, sosialisasi adalah proses belajar seorang anak untuk menjadi
anggota yang dapat berpartisipasi di dalam masyarakat
Menurut
David Gaslin, sosialisasi adalah proses belajar yang dialami seseorang untuk
memperoleh pengetahuan tentang nilai dan norma-norma agar ia dapat
berpartisipasi sebagai anggota kelompok
Nilai
dan norma dalam masyarakat feodal menuntut seseorang untuk tunduk dan patuh
kepada otrang yang lebih tua. Pola sosialisasi bersifat represif (paksaan),
proses belajar anak adalah pasif
Dalam
masyarakat yang demokratis nilai dan norma sosial yang berlaku adalah kesamaan
derajat. Pola sosialisasi cenderung partisipatoris. Anak berperan aktif untuk
belajar membentuk diri, sesuai dengan refleksi dirinya terhadap orang-orang
disekitarnya
Contoh
kasus individu yang tidak mendapatkan sosialisasi
Kingsley
Davis mengisahkan Anna dan Isabella yang sejak bayi sampai berumur 5 tahun,
dikurung oleh kakek dan ibunya yang tuli bisu. Mereka bersikap apatis dan acuh
tak acuh terhadap lingkungan sekitar mereka. Anna akhirnya meninggal karena
hilangnya semangat hidup. Isabella setelah 2 tahun dirawat secara intensif,
akhirnya bisa hidup secara normal dan mulai bersekolah
Curtis
dan Pines mengisahkan gadis berusia 13 tahun yang bernama Genie. Dia disekap
ayahnya sejak umur 2 tahun. Kondisi awalnya sama dengan Anna dan Isabella.
Walaupun mengalami kemajuan setelah dirawat secara intensif, ia tidak
berkembang pada tahap yang seharusnya dialami anak-anak seusianya
Menurut
Yinger, Kepribadian adalah keseluruhan perilaku seseorang individu dengan
sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
Sistem
kecenderungan : Setiap orang mempunyai cara berperilaku yang khas, seperti
sikap, bakat, adat, kecakapan, kebiasaan, dan tindakan yang sama setiap hari
Serangkaian
situasi : Perilaku merupakan produk gabungan dari kecenderungan perilaku yang
dihadapi seseorang
Contoh
: Andi berbohong pada orang tuanya untuk menutupi nilai ulangannya yang jelek.
Karena ortunya percaya, lain wakti ia berbohong lagi
Menurut
George Herbert Mead dalam bukunya Mind, Self, and Society, ketika
manusia lahir ia belum mempunyai diri (self). Diri manusia berkembang
tahap demi tahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain. Role
taking (pengambilan peran). 3 tahap perkembangan diri manusia :
Play stage, anak kecil mulai belajar mengambil peran orang-orang yang berada di
sekitarnya. Ia meniru peran orang yang berinteraksi dengannya. Contoh : Anak
kecil bermain menjadi polisi atau menjadi dokter
Game stage, anak tidak hanya mengetahui peran yang harus dijalankannya, tetapi
telah mengetahui peran yang dijalankan orang lain yang berinteraksi dengannya.
Anak sudah menyadari peran yang dijalankan orang lain. Contoh : Dalam bermain
bola ia menyadari adanya peranan sebagai pemain, kiper wasit dan penjaga garis
Generalized others, anak telah mampu mengambil peran-peran orang lain
yang lebih luas, tidak sekedar orang terdekatnya. Contoh : Sebagai siswa ia
memahai peran guru
Menurut
Charles Horton Cooley, diri seseorang memantulkan apa yang dirasakan sebagai
tanggapan masyarakat terhadapnya. Diri seseorang yang berkembang melalui
interaksi dengan orang lain disebut Cooley sebagai looking-glass self. Looking-glass
selfterbentuk melalui 3 tahap :
Seseorang
membayangkan bagaimana perilaku atau tindakannya tampak bagi orang lain
Seseorang
membayangkan bagaimana orang lain menilai perilaku atau tindakan tersebut
Seseorang
membangun konsepsi tentang dirinya berdasarkan asumsi penilaian orang lain
terhadap dirinya itu
Contoh
: Siswa beberapa kali mendapatkan nilai kurang untuk mata pelajaran mat. Ia
dimarahi gurunya. Oleh karena itu, ia merasa gurunya menganggap ia bodoh.
ANggapan itu mempengaruhi pandangan siswa tersebut terhadap dirinya sendiri
Tujuan
sosialisasi :
Membekali
seseorang dengan keterampilan tertentu
Mengembangkan
kemampuan berkomunikasi secara efektif
Mengendalikan
fungsi-fungsi organik melalui latihan mawas diri yang tepat
Membiasakan
diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat
Faktor-faktor
pembentukan kepribadian :
Warisan biologis (keturunan) :
Menurut
Paul B. Horton dan Chester L. Lunt, karakteristik fisik tertentu menjadi suatu
faktor dalam perkembangan kepribadian sesuai dengan bagaimana ia didefinisikan
dan diperlakukan dalam masyarakat dan oleh kelompok acuan seseorang. Contoh :
Orang bertubuh tegap diharapkan memimpin dan dibenarkan bersikap seperti
pemimpin, sehingga mereka bertindak seperti pemimpin, orang cenderungan
berperilaku seperti yang diharapkan oleh orang lain
Warisan
biologis juga berhubungan dengan gen orang tuanya, seperti golongan darah,
jenis penyakit tertentu seperti diabetes, alergi, jantung koroner dll
Lingkungan fisik (geografis) : Perbedaan perilaku kelompok disebabkan oleh perbedaan
iklim , topografi (permukaan atau relief bumi), dan sumber alam. Contoh :
Suku
Ik tinggal di daerah kering, miskin, dan mengalami kepalaparan, kepribadian
mereka tamak, rakus, tidak ramah, tidak suka menolong
Kondisi
ini berbeda dengan bangsa Samoa yang hanya
memerlukan sedikit waktu setiap harinya untuk mendapatkan banyak makanan
Kebudayaan : Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial, baik
berupa gagasan, aktivitas, dan hasil dari aktivitas manusia yang digunakan
untuk memahami lingkungan dan pengalamannya, serta dijadikan pedoman hidup
anggota masyarakat. Contoh : Budaya bahari merupakan keseluruhan gagasan
aktivitas dan hasil dari aktivitas masyarakat yang hidupnya tergantung dari
sumber daya kelautan
Pengalaman kelompok : Seorang anak kurang diperhatikan oleh
keluarganya, anak itu menjadi nakal karena merasa dirinya tidak dicintai. Ia
akan bergabung dengan kelompok yang mempunyai standar perilaku yangs sesuai
dengannya. Sebaliknya, anak yang berperilaku baik akan mengelompokkan dirinya dengan
anak yang baik juga
Pengalaman unik : Menurut Paul B. Horton, pengalaman unik mengandung pengertian
bahwa tidak seorangpun mengalami serangkaian pengalaman yang persis sama satu
sama lainnya. Contoh : Ada
2 gadis cantik dalam 1 keluarga, gadis A lebih percaya diri karena orang tuanya
dan keluarganya berpendapat bahwa dia cantik. Berbeda dengan gadis B yang
kurang percaya diri katena orang tuanya memperlakukannya seperti anak yang
kurang menarik
Agen
sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi
4
agen sosialisasi utama :
Keluarga :
Peran
agen sosialisasi pada tahap awal (primer) sangat penting. pentingnya
keluarga sebagai agen sosialisasi pertama terletak pada beberapa
kemampuan yang diajarkan dalam tahap ini. Seorang bayi akan belajar
berkomunikasi secara verbal dan non vebal pada tahap ini
Melalui
interaksi dalam keluarga, anak mempelajari pola perilaku, sikap, keyakinan
cita-cita, dan nilai dalam keluarga dan masyarakat
Contoh
: Pola perilaku dam sikap anggota keluarga yang cenderung disiplin akan musah
terinternalisasi dalam diri seorang anak sehingga menjadikannya selalu bersikap
disiplin
Kelompok sebaya atau sepermainan :
Pada
tahap ini, anak memasuki game stage, fase dimana ia mulai mempelajari berbagai
aturan tentang peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat. Dengan bermain,
ia mulai mengenal nilai-nilai keadilan, kebenaran, toleransi, atau solidaritas
Contoh
: Bermain dengan teman tidak boleh curang atau mau menang sendiri. Apabila
curang dan mau menang sendiri, maka teman-temannya tidak akan mau lagi bermain
dengannya
Sekolah :
Robert
Dreeben berpendapat bahwa yang dipelajari anak di sekolah disamping membaca,
menulis, berhitung adalah aturan mengenai kemandirian, prestasi, universalisme,
dan spesifitas
Mandiri
– Di rumah : Anak dapat mengharapkan bantuan dari orang tuanya. Di sekolah :
Sebagian besar tugasnya harus dilakukan sendiridengan penuh rasa tanggung jawab
Prestasi
– Di rumah : Peranan seorang anak terkait dengan peranan-peranan yang
dimilikinya, seperti peranan sebagai adik atau kakak. Di sekolah : Peranan yang
menonjol adalah peranan yang diraih dengan menunjukkan prestasi
Universalisme
– Di rumah : Anak cenderung mendapatkan perlakuan khusus. Di sekolah : Siswa
mendapatkan perlakuan yang sama (universalisme)
Spesifitas
– Di sekolah : Kegiatan siswa dan penilaian dibatasi secara spesifik, contoh :
kekeliruan yang dilakukan siswa dalam pelajaran mat tidak mempengaruhi
penilaian gurunya pada pelajaran bahasa Indonesia. Di rumah : Kegiatan anak
dan penilaian terhadapnya tidak dilakukan secara spesifik seperti di sekolah
Media massa :
Bentuk
komunikasi dan rekreasi yang menjangkau sejumlah besar orang
Minat
anak-anak terhadap siaran televisi membuat media ini begitu dominan dalam
proses sosialisasi
Contoh
: Penayangan film-film keras dan brutal melalui televisi dapat menimbulkan
perilaku yang keras pada anak
Bentuk
sosialisasi :
Sosialisasi primer : Sosialisasi pada tahap-tahap awal kehidupan
seseorang sebagai manusia. Sosialisasi pertama yang dialami individu semasa
kecil, dimana ia belajar menjadi anggota masyarakat, dipelajari dalam keluarga
Sosialisasi sekunder : Proses berikutnya yang memperkenalkan
individu pada lingkungan di luar keluarganya, seperti sekolah, lingkungan
bermian, dan lingkungan kerja
Proses resosialisasi/proses
penyosialisasian ulang terjadi apabila sesuatu yang telah dipelajari dalam tahap
sosialisasi primer berbeda dengan yang dilakukan dalam sosialisasi sekunder.
Proses resosialisasi didahului dengan proses desosialisasi/proses
pencabutan dari apa yang telah dimiliki oleh individu seperti nilai
dan norma
Tipe sosialisasi :
Formal : Sosialisasi terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang
menurut ketentuan yang berlaku dalam negara seperti pendidikan di sekolah dan
pendidikan militer
Informal : Sosialisasi terdapat di masyarakat atau dalam pergaulan yang
bersifat kekeluargaan, seperti antara teman, sahabat, sesama anggota klub, dan
kelompok-kelompok sosial yang ada dalam masyarakat
Pola sosialisasi :
Sosialisasi represif : Penggunaan hukuman terhadap kesalahan,
penekanan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan, penekanan
sosialisasi terletak pada orang tua dan peran keluarga sebagai significant
others
Sosialisasi partisipatoris : Anak diberi imbalan ketika berperilaku
baik, hukuman dan imbalan bersifat simbolik, pusat sosialisasi adalah anak dan
keperluan anak, dan keluarga menjadi generalized others
Tidak ada komentar:
Posting Komentar