Kemacetan Lalu Lintas
- Tundaan
Tundaan
adalah perbedaan waktu perjalanan dari
suatu perjalanan dari satu titik ke titik tujuan antara kondisi arus
bebas dengan arus terhambat (Alamsyah, 2005:177). Tundaan merupakan
variabel yang sangat penting untuk menentukan kualitas daripada lalu
lintas. Tundaan dipergunakan sebagai kriteria untuk menentukan lalu
lintas tingkat kemacetan suatu jalan, makin besar nilai tundaan,
makin besar pula tingkat kemacetan pada ruas jalan tersebut.
- Hambatan Samping
Hambatan
samping adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas yang
berasal dari aktivitas samping segmen jalan. Hambatan samping yang
umumnya sangat mempengaruhi kapasitas jalan adalah pejalan kaki,
angkutan umum, dan kendaraan lain berhenti, kendaraan tak bermotor,
kendaraan masuk dan keluar dari fungsi tata guna lahan di samping
jalan.
Tingkat
hambatan samping telah dikelompokkan dalam
lima kelas dari kondisi sangat rendah hingga sangat tinggi. Kondisi
ini sebagai fungsi dari frekuensi kejadian hambatan samping sepanjang
ruas jalan yang diamati. Tingkat hambatan samping dapat dilihat pada
tabel.
Kelas Hambatan Samping
Kelas
Hambatan Samping
|
Kode
|
Jumlah
Bobot Kejadian per 200 M per jam (Dua Sisi)
|
Kondisi
Khusus
|
Sangat Rendah
|
VL
|
< 100
|
Daerah permukiman, jalan dengan
jalan samping
|
Rendah
|
L
|
100 – 299
|
Daerah permukiman, beberapa
kendaraan umum dsb.
|
Sedang
|
M
|
200 – 499
|
Daerah industri, beberapa toko di
sisi jalan
|
Tinggi
|
H
|
500 – 899
|
Daerah komersial dengan aktivitas
sisi jalan tinggi
|
Sangat Tinggi
|
VH
|
> 900
|
Daerah komersial dengan aktivitas
pasar di samping jalan
|
Sumber: MKJI 1997, 5 – 10
Kriteria Penilaian Kelas Hambatan Samping
Tipe
Kejadian Hambatan Samping
|
Bobot
|
Frekuensi Kejadian
|
Frekuensi Bobot
|
Pejalan Kaki
|
0,5
|
/jam, 200m
|
|
Parkir, Kendaraan berhenti
|
1,0
|
/jam, 200m
|
|
Kendaraan Masuk + Keluar
|
0.7
|
/jam, 200m
|
|
Kendaraan Melambat
|
0,4
|
/jam, 200m
|
|
Total Bobot
|
|
||
Kelas Hambatan Samping
|
|
Sumber: MKJI
1997, 5 – 10
- Penanganan Masalah
Permasalahan
transportasi perkotaan dapat diselesaikan dengan beberapa langkah.
Alternatif- alternarif penyelesaian yang dapat dilakukan untuk
mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui beberapa langkah,
antara lain (Tamin 2000 : 519-520):
- Memperlancar sistem pergerakan melalui penerapan kebijaksanaan rekayasa dan manajemen lalulintas.
- Meningkatkan pertumbuhan prasarana transportasi terutama dengan memaksimalkan pemanfaatan prasarana yang ada dan belum berfungsi dengan semestinya. Misalnya dengan membangun jaringan jalan baru atau melebarkan jalan yang sudah ada. Cara ini tidak mungkin dilakukan terus menerus sesuai dengan kebutuhan. Pelebaran jalan ada batasnya, karena pada batas tertentu akan berhadapan dengan masalah ekonomi, sosial, dan budaya yang sangat berat, kecuali dengan pengorbanan yang sangat besar
- Memperlambat tingkat pertumbuhan kebutuhan transportasi dengan cara mengatasi tingkat urbanisasi yang tinggi dengan pembangunan kota–kota satelit atau kota baru, serta pengaturan pusat kegiatan yang membangkitkan pergerakanPenanganan Masalah Pada Ruas Jalan
Nilai VCR
|
Penanganan masalah
|
0,6 – 0,8
|
Manajemen lalulintas
Pemanfaatan fasilitas ruas jalan
yang ada, meliputi:
|
Lebih besar 0,8
|
Peningkatan kinerja ruas jalan
|
Jauh lebih besar dari 0,8
|
Pembangunan jalan baru
- Penanganan ini dilakukan apabila
pelebaran jalan atau penambahan lajur sudah tidak dimungkinkan
|
Sumber :
Tamin 2000 : 549
Sedangkan,
penanganan masalah persimpangan berlampu dan tidak berlampu lalu
lintas dapat dikelompokkan sebagai berikut
- Penanganan lampu lalu lintas baru, penanganan ini dilakukan bagi persimpangan tanpa lampu lalu lintas yang telah memiliki arus lalu lintas cukup tinggi, sehingga titik konfliknya cukup berat dan kompleks
- Pengaturan kembali waktu lalu lintas, penanganan ini dilakukan apabila fase dan waktu yang ada sudah tidak sesuai lagi dengan kondisi volume lalulintasnya. Pendekatan ini didasarkan pada besarnya nilai VCR ruas jalan yang sudah mendekati 0,8
- Perbaikan geometrik persimpangan, penanganan ini meliputi pelebaran dan penambahan lajur kaki persimpangan, pelebaran radius sudut tikungan, pemasangan pulau lalulintas. Penanganan ini dilakukan bila nilai VCR ruas jalan yang menuju persimpangan dudah lebih besar daripada 0,8
- Manajemen Lalu Lintas
Pengertian
Manajemen Lalu Lintas adalah suatu proses pengaturan dan penggunaan
sistem jalan raya yang sudah ada dengan tujuan untuk memenuhi suatu
tujuan tertentu tanpa perlu penambahan/pembuatan infrastruktur baru.
Manajemen lalu lintas diterapkan untuk memecahkan masalah lalu lintas
jangka pendek (sebelum pembuatan infrastruktur baru dilaksanakan),
atau diterapkan untuk mengantisipasi masalah lalu lintas yang
berkaitan (misalnya: kemacetan lalu lintas pada tahap konstruksi,
dll). (Alamsyah 2008 : 217)
Tujuan
pokok manajemen lalu lintas adalah memaksimalkan pemakaian sistem
jalan yang ada dan meningkatkan keamanan jalan, tanpa merusak
kualitas lingkungan. Sasaran–sasaran manajemen lalu lintas adalah
- Mengatur dan menyederhanakan lalu lintas dengan melakukan pemisahan terhadap tipe, kecepatan, dan pemakai jalan yang berbeda untuk meminimalkan gangguan terhadap lalu lintas.
- Mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas dengan menaikkan kapasitas atau mengurangi volume lalu lintas pada suatu jalan.
Terdapat
tiga strategi manajemen lalu lintas secara umum yang dapat
dikombinasikan. Tekniknya adalah sebagai berikut : (Alik Ansyori 2008
: 220-221).
- Manajemen Kapasitas
Dalam manajemen kapasitas ini, langkah pertama yang
dilakukan adalah membuat penggunaan kapasitas dan ruas jalan
seefektif mungkin sehingga pergerakan lalu lintas dapat berjalan
lancar. Teknik yang dapat dilakukan dalam manajemen kapasitas adalah
:
- Perbaikan persimpangan untuk menyakinkan penggunaan kontrol dan geometri secara optimum
- Manajemen ruas jalan dengan melakukan pemisahan tipe kendaraan, kontrol on street parking (waktu, tempat) dan pelebaran jalan
- Area traffic control, yaitu berupa batasan tempat belok, sistem jalan satu arah dan koordinasi lampu lalu lintas
- Manajemen Prioritas
Manajemen prioritas dapat berupa prioritas bagi
kendaraan penumpang umum yang menggunakan angkutan massal karena
angkutan massal dapat bergerak dengan membawa jumlah penumpang yang
banyak sehingga efisiensi penggunaan ruas jalan dapat percapai.
Teknik yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan penggunaan :
- Jalur khusus bus
- Prioritas persimpangan
- Jalur bus
- Jalur khusus sepeda
- Prioritas bagi angkutan umum
- Manajemen Demand (Permintaan)
Strategi
manajemen demand yang dapat dilakukan adalah :
- Merubah rute kendaraan pada jaringan dengan tujuan untuk memindahkan kendaraan dari daerah macet ke daerah tidak macet
- merubah moda perjalanan dari angkutan pribadi menjadi angkutan umum pada jam sibuk yang berarti penyediaan prioritas bagi angkutan umum
- kontrol terhadap penggunaan tata guna lahan
Teknik yang dapat dilakukan dalam manajemen demand
(permintaan), antara lain adalah dengan melakukan :
- Kebijakan parkir
- Penutupan jalan
- Batasan fisik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar