Analisis VAC (Visual
Absorption Capability)
atau yang disebut juga analisis kemampuan penyerapan visual adalah
suatu metode penilaian kemampuan suatu lahan/lansekap yang
ditunjukkan dengan adanya perubahan visual sebagai akibat dari
kegiatan manusia, atau dapat juga didefinisikan sebagai daya dukung
fisik suatu lahan/lansekap untuk meyerap atau menampung berbagai
pengembangan dan pengelolaan kegiatan yang diusulkan dengan tetap
memperhatikan terpeliharanya kualitas dan karakter visualnya. Dengan
kata lain, analisis ini memperkirakan pengaruh-pengaruh visual
lansekap dan kondisi fisik alamiah suatu kawasan akan kemungkinan
dikembangkannya suatu aktivitas atau kegiatan di kawasan tersebut.
Pada prinsipnya, analisa VAC adalah melakukan suatu penilaian
terhadap variabel-variabel yang ditentukan dari kondisi-kondisi fisik
pada kawasan yang dianggap memiliki pengaruh terhadap penentuan mampu
tidaknya suatu lahan untuk dikembangkannya atau penentuan lahan yang
perlu tetap dikonservasi atau dapat dikembangkan.
Metode pendekatan
dalam pengukuran VAC, yaitu analisis VAC kualitatif dan analisis VAC
kuantitatif, sedangkan cara yang digunakan dalam melakukan pengukuran
VAC ini, yaitu sebagai berikut :
- Dengan menggunakan faktor persepsi, dimana memerlukan sejumlah peneliti yang diletakkan pada suatu titik-titik penting yang sensitif dengan jarak dan waktu tertentu untuk memandangnya.
- Dengan menggunakan faktor fisik, yaitu komponen-komponen lahan yang dapat menunjukkan perubahan-perubahan visual sebagai akibat perbuatan manusia (kerapuhan dari lansekap) (Sulaiman dalam Dinanti, 2002), yaitu faktor fisik kelerengan, jenis vegetasi/tetumbuhan, jenis tanah dan penutup tanah oleh vegetasi (kerapatan vegetasi), sedangkan faktor fisik yang lain seperti tata air dan iklim merupakan suatu komposisi yang dapat membangkitkan suatu keindahan, kesegaran dan pemandangan sebagai penunjang dari kegiatan rekreasi.
Terdapat
faktor yang penting dalam pengaruh visual
sepanjang jalur pandang, yaitu kemiringan/topografi,
tetumbuhan/vegetasi
dan jenis tanah
- Kemiringan/Topografi
Informasi
topografi memberikan suatu tinjauan terhadap suatu tempat, apakah
berbukit atau dataran, miring secara berangsur atau curam. Secara
visual
topografi secara bersama-sama tata guna lahan memberikan corak dan
kualitas tertentu bagi lansekap.
Faktor
topografi yang paling penting bagi kualitas lansekap karena
keberadaan atau ketiadaan kontras pada bentuk bumi, yaitu
elemen-elemen ketinggian seperti pegunungan terhadap dataran,
pegunungan terhadap danau, tanah berbukit terhadap lembah, serta
lereng terhadap dataran (Derek dalam
Dinanti, 2002). Urutan penilaian dalam analisis VAC diberikan nilai
tertinggi untuk lahan paling datar, dan diberikan nilai terendah
untuk lahan paling curam.
- Vegetasi
Vegetasi merupakan
unsur dasar pembentuk lansekap, karena penampakan corak lansekap
suatu daerah selain ditentukan bentuk permukaan bumi, juga
dipengaruhi oleh keadaan vegetasi yang menutupinya. Secara visual
bentuk permukaan bumi dalam keadaan vegetasi yang beragam di atasnya
akan lebih menarik jika dibandingkan dengan bentuk permukaan bumi
tanpa disertai vegetasi. Selain itu vegetasi dapat menciptakan
suasana teduh, segar dan nyaman.
- Jenis Tanah
Pengklasifikasian
jenis tanah dimaksudkan sebagai dasar untuk menggambarkan tingkat
stabilitas, tingkat erosi, kerapuhan dan lain-lain. Pengklasifikasian
jenis tanah dapat dibagi menjadi jenis tanah yang tidak peka atau
mempunyai daya serap air yang tinggi sehingga dapat menahan erosi,
jenis tanah dengan kemampuan sedang untuk menahan erosi, dan jenis
tanah yang sangat peka terhadap erosi sehingga memerlukan waktu yang
lama untuk mengembalikan pada kondisi semula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar