Rabu, 19 Juni 2013

STUDI TENTANG PROSES PENGOLAHAN DAUN TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII WONOSARI LAWANG MALANG

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Teh merupakan salah satu minuman yang terpopuler di dunia karena selain nikmat sekaligus sangat bermanfaat untuk kesehatan. Kombinasi antara kenikmatan dan kesehatan itulah yang menjadikan teh memiliki daya saing kuat dibandingkan minuman kesegaran lainnya.
Jenis teh pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama yakni teh hitam, teh olong dan teh hijau. Dari ketiga jenis teh tersebut cara pengolahannya berbeda-beda. Teh hitam diolah melalui proses fermentasi secara penuh, teh olong hanya melalui proses fermentasi, sedangkan teh hijau tidak melalui proses fermentasi.
Di era sekarang ini, di tengah trend gaya hidup yang modern ternyata tradisi minum teh masih membudidaya. Tradisi tersebut dapat kita ketahui dimana-mana, mulai dari warung tradisional hingga rumah makan kelasatas. Tradisi minum teh tersebut sangat sulit untuk digeser, karena selain menawarkan kenikmatan dan kesegaran, teh hitam ternyata secara khusus mampu mencegah penyakit diabetes.
Masyarakat pada umumnya belum mengetahui bagaimana teh yang baik, apakah proses pengolahannya telah sesuai dengan standar kesehatan, sebab itu konsumen teh pada umumnya meminum teh secara instant olahan pabrik. Oleh karena beberapa uraian di atas peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana proses pengolahan teh yang baik yang kami laporkan dalam bentuk laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang peneliti beri judul “STUDI TENTANG PROSES PENGOLAHAN DAUN TEH MENJADI TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII WONOSARI LAWANG MALANG”.


B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara mengolah daun teh menjadi teh hitam?
2. Apa manfaat teh hitam bagi kesehatan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian sebagai berikut :
1. Menjelaskan cara mengolah daun teh menjadi teh hitam.
2. Mengetahui manfaat teh hitam terhadap kesehatan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah :
1. Sebagai bahan informasi serta tindak lanjut bagi semua pihak yang bergerak dalam pengolahan teh hitam.
2. Diharapkan dapat menambah wawasan bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
3. Diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang manfaat teh hitam bagi kesehatan.
4. Sebagai bahan perbendaharaan kajian ilmu di SMA Wahid Hasyim Model Sumberwudi Karanggeneng Lamongan.
E. Batasan Masalah
Agar dalam penelitian ini tidak jauh menyimpang, maka peneliti melakukan batasan-batasan masalah sebagai berikut :
1. Daun teh yang dioleh menjadi teh hitam berasal dari daun teh berjenis Camellia Asammica.
2. Daun teh yang diolah yaitu daun yang tidak memiliki cacat seperti terkena penyakit.
3. Dalam penelitian ini dipusatkan pada ruang lingkup di PT Perkebunan Nusantara XII Wonosari Lawang Malang.


F. Definisi Operasional
Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai berikut :
1. Proses : Rangkaian tindakan, pengelolahan yang menghasilkan suatu produk.
2. Study : Kajian, telaan ilmiah


BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Tanaman Teh
Teh adalah tumbuhan yang daunnya dapat dijadikan sebagai minuman. The mengandung kafein atau sebuah infuse yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia Sinensis dengan air panas.
Istilah teh juga digunakan untuk minuman yang dibuat dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh misalnya teh rosehip, teh comomile, krisan, jiaogulan.
Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksida dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati 0%.
Teh bunga dengan campuran kuncup bunga melati yang disebut teh melati atau teh wangi melati merupakan jenis teh yang paling populer di Indonesia. Konsumsi teh di Indonesia sebesar 0,8 kilogram per kapita per tahun masish jauh di bawah negara-negara lain di dunia, walaupun Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar nomor 5 di dunia.
B. Klasifikasi Teh
Secara sistematika tanaman teh dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Divisio : Spermatophyta (tumbuhan biji)
2. Subdivisio : Angiospermae (tumbuhan biji terbuka)
3. Clas : Dialypatalea
4. Famili : Guttiferales (Elusiale)
5. Subfamili : Cammelliaceae (Tehaceae)
6. Genus : Cammellia
7. Spesies : Cammellia Sinensis


C. Morfologi Teh
1. Morfologi Tanaman Teh
Tanaman teh berbentuk pohon. Tingginya bisa mencapai belasan meter. Namun tanaman teh di perkebunan selalu dipangkas untuk memudahkan pemetikan, sehingga tingginya mencapai 90-120 cm.
Mahkota tanaman teh terbentuk kerucut. Daunnya berbentuk jorong atau agak bulat telur berbalik, tapi daun berigi. Daun tunggal dan letaknya hampir berseling. Tulang daun menyirip. Permukaan atas daun muda, berbuulu halus, sedangkan permukaan bawahnya bulunya hanya sedikit permukaan daun tua halus dan tidak berbulu lagi.
2. Morfologi Pucuk Tanaman Teh
Bunga tunggal dan ada yang tersusun dalam rangkaian kecil. Bunga muncul dari ketiak daun. Warnanya putih bersih dan berbau wangi lembut. Namun ada bunga yang berwarna semu merah jambu.
Mahkota bunga berjumlah 5-6 helai, putik dengan tangkai yang panjang atau pendek dan pada kepalanya terdapat 3 buah sirip. Jumlah benang sari 100-200. Buah teh berupa buah kotak berwarna hijau kecoklatan. Dalam 1 buah berisi 1 ® 6 biji, rata-rata 3 biji. Buah yang masak dan kering akan pecah dengan sendirinya serta bijinya ikut keluar. Bijinya berbentuk bulat atau gepeng pada satu sisinya, berwarna putih sewaktu masih muda dan berubah menjadi coklat setelah tua. Akar teh berupa akar tunggang dan mempunyai banyak akar cabang. Apabila akar tunggangnya putus, akar-akar cabang akan menggantikan fungsinya dengan arah tumbuh yang semula melintang (horizontal) menjadi ke bawah (vertikal). Akar bisa tumbuh besar dan cukup dalam, tanaman teh mengalami pertumbuhan tunas yang silih berganti. Tunas tumbuh pada ketiak / bekas ketiak daun. Tunas yang tumbuh kemudian diikuti dengan pembentukan daun. Tunas baru pada teh memiliki daun kuncup yang menutupi titik tumbuh serba daunnya.


D. Teh Hitam
Dalam bahasa Tionghoa, teh hitam adalah klasifikasi yang umum digunakan buat teh pascafermentasi, seperti teh merah. Bila teh hijau biasanya kehilangan rasanya dalam setahun, tetapi rasa teh hitam tetap bertahan selama beberapa tahun. Balok teh hitam yang dipadatkan malah menjadi mata uang de facto di Mongolia, Tibet dan Siberia pada abad ke-19.
Istilah teh hitam juga digunakan untuk menggambarkan secangkir teh tanpa susu, mirip dengan kopi yang dihidangkan susu maupun krim. Di negara-negara persemakmuran, teh hitam biasanya tidak diminum begitu saja tapi diberi susu.
Teh hitam lebih teroksidasi daripada ragam teh hijau, oolong, ketiga varietas itu terbuat dari daun Cammellia Sinensis. Teh hitam umumnya lebih berasa seleranya dan lebih banyak mengandung kafein, daripada teh yang tidak berfermentasi.
E. Kandungan Teh
Ada berbagai macam kandungan dalam teh. Secara umum memiliki komponen-komponen yang terdiri dari tannin, oils dan kafein. Tannin memberikan aroma harum pada teh, selain itu juga dapat menghilangkan beberapa jenis racun dan melindungi sel-sel otak sehingga dapat menimbulkan perasaan santai. Tannin juga mengandung zat epigallocatechin galat yang mampu mencegah kanker lambung dan kerongkongan. Oils memberikan rasa khas pada teh sehingga membedakan teh dengan jenis minuman yang lain. Kafein mampu menstimulasi otak sehingga membantu untuk berkonsentrasi. Sebuah daun teh mengandung zat-zat kimia yang cukup banyak antara theobromin, theofilin, tannin, xan-thine, adenine, kuersetin, naringenin dan floride. Setiap 100 gr daun teh mempunyai 17 kj dan mengandung 75-80 % air, polifenol 25 %, protein 20 %, karbohidrat 4 %, kafein 2,5-4,5 %, serat 27% dan pectin 6 %.


F. Kandungan Teh Hitam
Daun teh unggulan mengandung senyawa bioaktif polyfenol yang mengandung senyawa flavonoid, tannin, kafein dan asam fenalat. Juga mengandung vitamin B1, B2, C, E dan K. Serta kaya mineral fluor, mangan, kalsium, potassium dan kalium.
Senyawa katekin yang berada dalam senyawa flavonoid mengandung : Epikatelin (EC), Epikatekin Galat (ECG), Epigalo Katekin (EGC), Epigalo Katekin Falat (EGCG) dan Qiuercetin.
Katekin dalam teh hitam, senyawa yang disebut-sebut sebagai actor yang mampu melawan penyakit degeneratif adalah senyawa katekin. Senyawa katekin merupakan antioksidan, antikanker, antimutagenik, antidiabetes dan anti penyakit lainnya. Senyawa katekin dalam teh hitam jumlahnya cukup signifikan.
Teh hitam Indonesia mengandung katekin yang lebih tinggi dibandingkan teh hijau Jepang maupun China.
Theaflavin merupakan hasil oksidasi katekin akibat proses oksimatis pada pengolahan teh hitam. Dengan kata lain, theaflavin hanya terdapat dalam teh hitam atau teh yang telah mengalami oksimatis. Kekuatan theaflavin setara dengan katekin, bahkan beberapa publikasi terkini menyatakan bahwa theaflavin lebih potensial dari katekin. Terlepas dari mana yang lebih kuat, teh hitam mempunyai keduanya (katekin dan theaflavin).
G. Ekologi dan Penyebaran Teh
Tanaman teh termasuk genus Camellia yang memiliki 82 spesies, terutama tersebar di kawasan Asia Tenggara garis lintang 30° sebelah utara maupun selatan khatulistiwa. Tanaman teh berasal dari wilayah perbatasan negara-negara China selatan (Yunan), Laos barat laut, Mungthai utara, Burma timur dan India timur laut yang merupakan vegetasi hutan daerah peralihan tropis dan subtropis.
Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang yang dibawa oleh seorang Jerman dan ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada tahun 1826 tanaman teh berhasil ditanam melengkapi kebun raya Bogor dan pada tahun 1827 di kebun percobaan Cisurupan, Garut Jawa Barat.
Teh jenis Assam mulai masuk ke Indonesia (Jawa) dari Sri Lanka pada tahun 1877 dan ditanam oleh R.E Kerkhoven di kebun Gambung, Jawa Barat. Sejak itu pula perkebunan teh di Indonesia berkembang semakin luas. Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan teh di daerah Simalungun, Sumatera Utara.
H. Manfaat Teh
Teh mempunyai khasiat yang sangat penting untuk tubuh manusia, tidak hanya memberikan, tetapi juga mencegah dan mengatasi berbagai masalah kesehatan tubuh.
Beberapa manfaat teh untuk kesehatan antara lain :
1. Menurunkan ateroklerosis (pengerasan pembuluh darah).
2. Membantu meningkatkan kesehatan tubuh dan stamina
3. Membantu meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh.
4. Membantu meningkatkan metabolisme dan kekebalan tubuh.
5. Membantu melancarkan pencernaan dan air seni.
6. Membantu menetralisir lemak dalam makanan
7. Melegakan dahaga.
8. Membantu menormalkan kadar gula darah dan kadar kolesterol.
9. Membantu menghentikan pendarahan dan pencegahan infeksi.
10. Membantu melindungi tubuh dari bakteri dan virus.
11. Membantu menghambat penggumpalan sel-sel platelet darah.
12. Membantu menormalkan hyperfuncion serta kelenjar gondok.
13. Membantu mengurangi kemungkinan terjadinya karies gigi dan penyakit gusi.
14. Membantu melawan osteoporosis dan pengapuran pada urat nadi.
15. Bagi wanita yang sedang hait, akan terhindari dari rasa sakit bahkan bisa lebih teratur.


BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah penelitian dengan cara deskriptif kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian dimana peneliti terjun langsung di lapangan sehingga peneliti dapat mengetahui secara langsung suatu fenomena atau gejala dan suatu keadaan tertentu, baik keadaan proses dalam pengolahan teh hitam.
B. Obyek dan Tempat Penelitian
Obyek penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam menulis laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah daun teh yang berjenis Camellia Assamica yang dapat diolah menjadi teh hitam yang terdapat di PT Perkebunan Nusantara XII Wonosari Lawang Malang.
C. Teknik Pengumpulan Data
Agar dalam penelitian ini memperoleh data yang actual, maka peneliti menggunakan beberapa metode :
1. Studi kepustakaan
Yaitu metode penelitian dengan cara mempelajarai buku-buku bacaan, catatan-catan, perpustakaan, serta buku-buku referensi lainnya yang berhubungan dengan teh, khususnya teh hitam.
2. Studi lapangan
Metode studi lapangan meliputi :
a. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan penelitian atau pengamatan secara langsuung dan mencatat dari setiap kegiatan.
b. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara secara langsung terhadap….


c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang terdapat barang atau objeknya serta dapat digunakan sebagai bukti.
D. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif ini, setelah data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah memilah-milah data. Data mana yang sesuai (relevan) dan data mana yang tidak sesuai. Setelah itu data dianalisis dengan menggunakan :
1. Analisis data deskriptif
Penelitian menggambarkan jawaban responden dari hasil wawancara dan observasi di atas dalam bentuk kontekstual.


BAB IV
HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Agrowisata Kebuh Teh Wonosari
Agrowisata kebuh teh Wonosari terletak di lereng gunung Arjuna kabupaten Malang Jawa Timur. Perkebunan ini berada pada ketinggian antara 950-1250 di atas permukaan laut (dpl) dengan temperatur antara 19-26° Celcius. Agrowisata perkebunan teh ini dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara XII (Persero), yaitu perusahaan Negara (BUMN) yang bergerak di bidang perkebunan kopi, kakao, karet, teh dan holtikultura. Agrowisata kebun teh Wonosari merupakan salah satu tempat yang nyaman untuk dikunjungi karena kondisi iklimnya yang sejuk dan keindahan panoramanya yang alami.
Dari gambaran umum di atas diperoleh 2 (dua) kondisi :
1. Kondisi fisik
Agrowisata ini cocok untuk wisata keluarga, terutama di akhir pekan. Wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata perkebunan teh ini dapat menikmati beberpa pengalaman wisata, antara lain rekreasi, olah raga, dan aktivitas untuk menimba pengetahuan. Obyek wisata ini memfasilitasi pengunjung untuk menikmati pesona alam perkebunan teh, menghirup udara segar sambil berlari-lari, menyaksikan aktivitas pemetik teh, dan menimba pengetahuan bagaimana pucuk-pucuk teh diolah hingga siap dikonsumsi.
Lokasi Agrowisata kebuh teh Wonosari berada di antara perbatasan dua desa, yaitu Desa Toyomarto, kecamatan Singosari dan Desa Wonorejo, kecamatan Lawang, kabupaten Malang Jawa Timur.
Lokasi Agrowisata kebun teh Wonosari terletak di sebelah barat jalan utama Surabaya Malang. Oleh sebab itu, wisatawan yang ingin menikmati pesona hamparan kebuh teh di kawasan Agrowisata ini dapat mengunjunginya melalui kota Surabaya ibu kota Provinsi Jawa Timur, atau memulai perjalanan melalui kota Malang.
Dari Surabaya, jarak yang harus ditempuh untuk sampai di kawasan perkebunan teh ini sekitar 80 km ke arah selatan, sedangkan dari kota Malang sekitar 30 km ke arah utara. Perjalanan dari Surabaya atau dari Malang dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum (bus) atau kendaraan pribadi. Jika menggunakan kendaraan umum pengunjung disarankan turun di kota kecamatan Lawang kabupaten Malang. Dari kecamatan ini pengunjung dapat menumpang angkutan umum (mikrolet) untuk menuju kawasan perkebunan dengan jarak ± 6 km.
2. Kondisi Sosial dan Ekonomi
Bea masuk ke lokasi wisata alam ini dibedakan berdasarkan hari biasa dan hari libur. Pada hari biasa (Senin – Sabtu) pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp 5.000,- per orang, sedangkan pada hari libur (Minggu dan hari libur nasional lainnya) pengunjung diharuskan membayar Rp 6.000,- (Februari 2008).
Pengunjung yang mengajak serta anak-anak dapat menikmati fasilitas lain, seperti menjajal permainan di taman bermain, mengendarai kereta mini, serta menyaksikan kebun binatang mini. Di lokasi ini juga tersedia kolam renang, toko swalayan, warung telepon, fasilitas untuk acara outbond, olahraga berkuda, jalur sepeda sehat, lapangan sepak bola, voli dan tennis.
Wisatawan tidak perlu khawatir jika ingin berlama-lama di area Agrowisata ini karena tersedia beberapa rumah singgah (home stay / wisma) yang dapat disewa dengan tarif yang bervariasi. Untuk satu buah kamar, pengunjung dapat menyewanya antara Rp 100.000 - Rp 300.000 per malam, tergantung jumlah kamar dan fasilitas tambahan yang tersedia (Februari 2008). Selain penginapan di kawasan Agrowisata ini juga tersedia dua aula pertemuan ; aula 1 dengan kapasitas 40 orang dapat disewa dengan harga Rp 500.000 dan aula 2 dengan kapasitas 60 orang dengan harga sewa Rp 800.000 (Februari 2008).
B. Hasil Penelitian
1. Proses Pengolahan Daun Teh menjadi Teh Hitam
Secara umum, pengolahan teh hitam di Indonesia dapat dikategorikan dalam 2 sistem, yaitu orthodox dan sistem baru seperti CTC (Crushing – Tearing – Curling) dan LTP (Lowrie Tea Processor), meski sistem yang digunakan berbeda, secara prinsip proses pengolahannya tidaklah jauh berbeda .
a. Pelayuan
Tahap pertama pada proses pengolahan teh hitam adalah pelayuan. Selama proses pelayuan, daun teh akan mengalami dan perubahan yaitu perubahan senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam daun serta menurunnya kandungan air sehingga daun teh menjadi lemas. Proses ini dilakukan pada alat withering trough selama 12 jam. Hasil pelayuan yang baik ditandai dengan pucuk layu yang berwarna hijau kekuningan, tidak mengering, tangkai muda menjadi lentur, bila digenggam terasa lembut dan bila dilemparkan tidak akan buyar serta timbul aroma yang khas seperti buah masak.
b. Penggilingan dan fermentasi
Secara kimia, selama proses penggilingan merupakan proses awal terjadinya fermentasi yaitu bertemunya polifenol dan enzim polifenol oksidase dengan bantuan oksigen. Penggilingan akan mengakibatkan memar dan dinding sel pada daun teh menjadi rusak. Cairan sel akan keluar di permukaan daun secara rata. Proses fermentasi ini merupakan dasar terbentuknya mutu teh. Selama proses ini berlangsung, katekin akan diubah menjadi theaflavin dan thearubigin yang merupakan komponen penting baik terhadap warna, rasa maupun aroma seduhan teh hitam. Proses ini biasanya berlangsung selama 90-120 menit tergantung kondisi dan program giling pabrik yang bersangkutan. Mesin yang bisa digunakan dalam proses penggilingan ini dapat berupa Open Top Roller (OTR), rotorvane dan press cup roller (PCR), untuk teh hitam orthodox dan mesin crushing tearing dan curling (CTC) : untuk teh hitam CTC.
c. Pengeringan
Proses ini bertujuan untuk menghentikan proses fermentasi pada saat seluruh komponen kimia penting dalam daun teh telah secara optimal terbentuk. Proses ini menyebabkan kadar air daun teh turun menjadi 2,5 – 4%. Keadaan ini dapat memudahkan proses penyimpanan dan transportasi. Mesin yang biasa digunakan dapat berupa ECP (Endless Chain Pressure) dryer maupuun FBD (Fluid Bed Dryer) pada suhu 90-95° selama 20-22 menit. Sebenarnya output dari proses ini sudah dapat dikatakan sebagai teh hitam meski masih memerlukan proses lebih lanjut untuk memisahkan dan mengklasifikasikan teh berdasarkan kualitasnya. Untuk itu diperlukan proses sortasi dan grading.
d. Sortasi dan Grading
Sortasi bertujuan untuk memisahkan teh kering berdasarkan warna, ukuran dan berat. Sedangkan grading bertujuan untuk memisahkan teh berdasarkan standar mutu yang telah disepakati secara nasional maupun internasional.
e. Pengemasan
Teh yang disortasi dan degrading dimasukkan dalam peti miring yang selanjutnya dimasukkan ke dalam tea bulker untuk dilakukan pencampuran (blending). Proses ini untuk menghomogenkan produk teh dalam grade yang sama. Mengingat produk pertanian senantiasa mengalami fluktuasi kualitas, maka produk teh dari batch ke batch dari hari ke hari senantiasa berbeda. Untuk menghilangkan perbedaan terseut dilakukanlah pencampuran.
2. Manfaat Teh Hitam bagi Kesehatan
Teh hitam merupakan salah satu minuman terpopuler di dunia karena selain nikmat sekaligus sangat bermanfaat bagi kesehatan.
Dari hasil penelitian dari minum teh hitam terhadap kesehatan yaitu :
a. Teh hitam mencegah peningkatan kolesterol
The Netherland National Institute of Public Health adalah uji coba 1-2 cangkir teh hitam per hari menekan penimbunan kolesterol 46%.


b. Teh hitam mengurangi serangan jantung
Dr. Joseph Vito-Boston’s School of Medicine melakukan penelitian orang yang membiasakan minum teh hitam dapat mengurangi serangan jantung 40%.
c. Teh hitam menekan timbulnya hipertensi
Penelitian 600 orang dari 1507 orang Taiwan yang mempunyai kebiasaan minum teh > 1-2 cangkir per hari menekan 46% timbulnya hipertensi.
d. Teh hitam menghambat carries gigi
Polyphenol 0,25 mg – 1,0 mg/ml mampu menghambat penyebaran bakteri mulut dan mampu menghambat GTF. Fluoride (yang ada dalam daun teh) sebanyak 35 ppm – 339 ppm mampu berperan sebagai anti mikroba menghambat translokasi gula sel dan menghambat enzim fosfatase sel.
e. Teh hitam mempertahankan berat badan ideal
Polyphenol teh, menghambat aktivitas lipolisis dari lipare gastric dan lipase pancreas sehingga pencernaan lemak dihambat dan tidak dapat diserap oleh usus halus sehingga dikeluarkan bersama feses.
f. Teh hitam bisa menghambat virus AIDS
ECG EGCG konsentrasi 0,01 pg – 0,02 pg/ml mampu menghambat virus AIDS = 50%.


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada Bab IV, maka peneliti akan memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses pengolahan daun teh menjadi teh hitam melalui tahap : pelayuan, penggilingan dan fermentasi, pengeringan, sortasi dan grading dan pengemasan.
2. Teh hitam sangat bermanfaat bagi kesehatan yaitu untuk mencegah peningkatan kolesterol, mengurangi serangan jantung, menekan timbulnya hipertensi bahkan bisa menghambat virus AIDS.
B. Saran
Berdasarkan semua uraian mengenai permasalahan yang telah peneliti paparkan sebelumnya, maka ada beberapa saran yang dapat peneliti berikan, di antaranya sebagai berikut :
1. Disarankan kepada pembaca, untuk meneliti pembuatan teh hitam secara tradisional (home industry) tanpa menggunakan alat-alat berat dan besar.
2. Disarankan kepada karyawan perusahaan, dalam pengolahan daun teh menjadi teh hitam harus secara efisien dan memprosesnya secara higienis dan melalui kualitas yang ketat.
3. Pemahaman mengenai pengolahan daun teh menjadi teh hitam untuk meningkatkan sumber daya manusia.

1 komentar:

  1. Terima kasih tas informasinya.
    Jangan lupa kunjungi kampus kami di ppns.ac.id
    Dan blog saya di davidberbagi.wordpress.com

    BalasHapus