BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Teh merupakan salah satu minuman yang terpopuler di
dunia karena selain nikmat sekaligus sangat bermanfaat untuk
kesehatan. Kombinasi antara kenikmatan dan kesehatan itulah yang
menjadikan teh memiliki daya saing kuat dibandingkan minuman
kesegaran lainnya.
Jenis teh pada umumnya dapat dikelompokkan menjadi tiga
kelompok utama yakni teh hitam, teh olong dan teh hijau. Dari ketiga
jenis teh tersebut cara pengolahannya berbeda-beda. Teh hitam diolah
melalui proses fermentasi secara penuh, teh olong hanya melalui
proses fermentasi, sedangkan teh hijau tidak melalui proses
fermentasi.
Di era sekarang ini, di tengah trend gaya hidup
yang modern ternyata tradisi minum teh masih membudidaya. Tradisi
tersebut dapat kita ketahui dimana-mana, mulai dari warung
tradisional hingga rumah makan kelasatas. Tradisi minum teh tersebut
sangat sulit untuk digeser, karena selain menawarkan kenikmatan dan
kesegaran, teh hitam ternyata secara khusus mampu mencegah penyakit
diabetes.
Masyarakat pada umumnya belum mengetahui bagaimana teh
yang baik, apakah proses pengolahannya telah sesuai dengan standar
kesehatan, sebab itu konsumen teh pada umumnya meminum teh secara
instant olahan pabrik. Oleh karena beberapa uraian di atas peneliti
tertarik untuk meneliti bagaimana proses pengolahan teh yang baik
yang kami laporkan dalam bentuk laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
yang peneliti beri judul “STUDI TENTANG PROSES PENGOLAHAN DAUN TEH
MENJADI TEH HITAM DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA XII WONOSARI LAWANG
MALANG”.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan
sebagai berikut :
1. Bagaimana
cara mengolah daun teh menjadi teh hitam?
2. Apa
manfaat teh hitam bagi kesehatan?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian sebagai
berikut :
1. Menjelaskan
cara mengolah daun teh menjadi teh hitam.
2. Mengetahui
manfaat teh hitam terhadap kesehatan.
D.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian adalah :
1. Sebagai
bahan informasi serta tindak lanjut bagi semua pihak yang bergerak
dalam pengolahan teh hitam.
2. Diharapkan
dapat menambah wawasan bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
3. Diharapkan
dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan tentang manfaat teh
hitam bagi kesehatan.
4. Sebagai
bahan perbendaharaan kajian ilmu di SMA Wahid Hasyim Model Sumberwudi
Karanggeneng Lamongan.
E.
Batasan Masalah
Agar dalam penelitian ini tidak jauh menyimpang, maka
peneliti melakukan batasan-batasan masalah sebagai berikut :
1. Daun
teh yang dioleh menjadi teh hitam berasal dari daun teh berjenis
Camellia Asammica.
2. Daun
teh yang diolah yaitu daun yang tidak memiliki cacat seperti terkena
penyakit.
3. Dalam
penelitian ini dipusatkan pada ruang lingkup di PT Perkebunan
Nusantara XII Wonosari Lawang Malang.
F.
Definisi Operasional
Ada beberapa hal yang perlu
dijelaskan dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) sebagai berikut :
1. Proses
: Rangkaian tindakan, pengelolahan
yang menghasilkan suatu produk.
2. Study
: Kajian, telaan ilmiah
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Pengertian Tanaman Teh
Teh adalah tumbuhan yang daunnya dapat dijadikan sebagai
minuman. The mengandung kafein atau sebuah infuse yang dibuat dengan
cara menyeduh daun, pucuk daun, atau tangkai daun yang dikeringkan
dari tanaman Camellia Sinensis
dengan air panas.
Istilah teh juga digunakan untuk minuman yang dibuat
dari buah, rempah-rempah atau tanaman obat lain yang diseduh misalnya
teh rosehip, teh comomile, krisan, jiaogulan.
Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan
antioksida dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein mendekati 0%.
Teh bunga dengan campuran kuncup bunga melati yang
disebut teh melati atau teh wangi melati merupakan jenis teh yang
paling populer di Indonesia. Konsumsi teh di Indonesia sebesar
0,8 kilogram per kapita per tahun masish jauh di bawah negara-negara
lain di dunia, walaupun Indonesia merupakan
negara penghasil teh terbesar nomor 5 di dunia.
B.
Klasifikasi Teh
Secara sistematika tanaman teh dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Divisio
: Spermatophyta (tumbuhan biji)
2. Subdivisio
: Angiospermae (tumbuhan biji terbuka)
3. Clas
: Dialypatalea
4. Famili
: Guttiferales (Elusiale)
5. Subfamili
: Cammelliaceae (Tehaceae)
6. Genus
: Cammellia
7. Spesies
: Cammellia Sinensis
C.
Morfologi Teh
1. Morfologi
Tanaman Teh
Tanaman teh berbentuk pohon. Tingginya bisa mencapai
belasan meter. Namun tanaman teh di perkebunan selalu dipangkas untuk
memudahkan pemetikan, sehingga tingginya mencapai 90-120 cm.
Mahkota tanaman teh terbentuk kerucut. Daunnya berbentuk
jorong atau agak bulat telur berbalik, tapi daun berigi. Daun tunggal
dan letaknya hampir berseling. Tulang daun menyirip. Permukaan atas
daun muda, berbuulu halus, sedangkan permukaan bawahnya bulunya hanya
sedikit permukaan daun tua halus dan tidak berbulu lagi.
2. Morfologi
Pucuk Tanaman Teh
Bunga tunggal dan ada yang tersusun dalam rangkaian
kecil. Bunga muncul dari ketiak daun. Warnanya putih bersih dan
berbau wangi lembut. Namun ada bunga yang berwarna semu merah jambu.
Mahkota bunga berjumlah 5-6 helai, putik dengan tangkai
yang panjang atau pendek dan pada kepalanya terdapat 3 buah sirip.
Jumlah benang sari 100-200. Buah teh berupa buah kotak berwarna hijau
kecoklatan. Dalam 1 buah berisi 1 ®
6 biji, rata-rata 3 biji. Buah yang masak dan kering
akan pecah dengan sendirinya serta bijinya ikut keluar. Bijinya
berbentuk bulat atau gepeng pada satu sisinya, berwarna putih sewaktu
masih muda dan berubah menjadi coklat setelah tua. Akar teh berupa
akar tunggang dan mempunyai banyak akar cabang. Apabila akar
tunggangnya putus, akar-akar cabang akan menggantikan fungsinya
dengan arah tumbuh yang semula melintang (horizontal) menjadi ke
bawah (vertikal). Akar bisa tumbuh besar dan cukup dalam, tanaman teh
mengalami pertumbuhan tunas yang silih berganti. Tunas tumbuh pada
ketiak / bekas ketiak daun. Tunas yang tumbuh kemudian diikuti dengan
pembentukan daun. Tunas baru pada teh memiliki daun kuncup yang
menutupi titik tumbuh serba daunnya.
D.
Teh Hitam
Dalam bahasa Tionghoa, teh hitam adalah klasifikasi yang
umum digunakan buat teh pascafermentasi, seperti teh merah. Bila teh
hijau biasanya kehilangan rasanya dalam setahun, tetapi rasa teh
hitam tetap bertahan selama beberapa tahun. Balok teh hitam yang
dipadatkan malah menjadi mata uang de facto di Mongolia, Tibet
dan Siberia pada abad ke-19.
Istilah teh hitam juga digunakan untuk menggambarkan
secangkir teh tanpa susu, mirip dengan kopi yang dihidangkan susu
maupun krim. Di negara-negara persemakmuran, teh hitam biasanya tidak
diminum begitu saja tapi diberi susu.
Teh hitam lebih teroksidasi daripada ragam teh hijau,
oolong, ketiga varietas itu terbuat dari daun Cammellia
Sinensis. Teh hitam umumnya lebih berasa
seleranya dan lebih banyak mengandung kafein, daripada teh yang tidak
berfermentasi.
E.
Kandungan Teh
Ada berbagai macam kandungan dalam
teh. Secara umum memiliki komponen-komponen yang terdiri dari tannin,
oils dan kafein. Tannin memberikan aroma harum pada teh, selain itu
juga dapat menghilangkan beberapa jenis racun dan melindungi sel-sel
otak sehingga dapat menimbulkan perasaan santai. Tannin juga
mengandung zat epigallocatechin galat yang mampu mencegah kanker
lambung dan kerongkongan. Oils memberikan rasa khas pada teh sehingga
membedakan teh dengan jenis minuman yang lain. Kafein mampu
menstimulasi otak sehingga membantu untuk berkonsentrasi. Sebuah daun
teh mengandung zat-zat kimia yang cukup banyak antara theobromin,
theofilin, tannin, xan-thine, adenine, kuersetin, naringenin dan
floride. Setiap 100 gr daun teh mempunyai 17 kj dan mengandung 75-80
% air, polifenol 25 %, protein 20 %, karbohidrat
4 %, kafein 2,5-4,5 %, serat 27% dan pectin 6 %.
F.
Kandungan Teh Hitam
Daun teh unggulan mengandung senyawa bioaktif polyfenol
yang mengandung senyawa flavonoid, tannin, kafein dan asam fenalat.
Juga mengandung vitamin B1,
B2, C, E dan K.
Serta kaya mineral fluor, mangan, kalsium,
potassium dan kalium.
Senyawa katekin yang berada dalam senyawa flavonoid
mengandung : Epikatelin (EC), Epikatekin Galat (ECG), Epigalo Katekin
(EGC), Epigalo Katekin Falat (EGCG) dan Qiuercetin.
Katekin dalam teh hitam, senyawa yang disebut-sebut
sebagai actor yang mampu melawan penyakit degeneratif adalah senyawa
katekin. Senyawa katekin merupakan antioksidan, antikanker,
antimutagenik, antidiabetes dan anti penyakit lainnya. Senyawa
katekin dalam teh hitam jumlahnya cukup signifikan.
Teh hitam Indonesia mengandung
katekin yang lebih tinggi dibandingkan teh hijau Jepang maupun China.
Theaflavin merupakan hasil oksidasi katekin akibat
proses oksimatis pada pengolahan teh hitam. Dengan kata lain,
theaflavin hanya terdapat dalam teh hitam atau teh yang telah
mengalami oksimatis. Kekuatan theaflavin setara dengan katekin,
bahkan beberapa publikasi terkini menyatakan bahwa theaflavin lebih
potensial dari katekin. Terlepas dari mana yang lebih kuat, teh hitam
mempunyai keduanya (katekin dan theaflavin).
G.
Ekologi dan Penyebaran Teh
Tanaman teh termasuk genus Camellia yang memiliki 82
spesies, terutama tersebar di kawasan Asia Tenggara garis lintang 30°
sebelah utara maupun selatan khatulistiwa. Tanaman teh
berasal dari wilayah perbatasan negara-negara China selatan (Yunan),
Laos barat laut, Mungthai utara, Burma timur dan India timur laut
yang merupakan vegetasi hutan daerah peralihan tropis dan subtropis.
Tanaman teh pertama kali masuk ke Indonesia tahun
1684, berupa biji teh dari Jepang yang dibawa oleh seorang Jerman dan
ditanam sebagai tanaman hias di Jakarta. Pada tahun 1826 tanaman teh
berhasil ditanam melengkapi kebun raya Bogor dan pada tahun 1827 di
kebun percobaan Cisurupan, Garut Jawa Barat.
Teh jenis Assam mulai masuk ke Indonesia (Jawa) dari Sri
Lanka pada tahun 1877 dan ditanam oleh R.E Kerkhoven di kebun
Gambung, Jawa Barat. Sejak itu pula perkebunan teh di Indonesia
berkembang semakin luas. Pada tahun 1910 mulai dibangun
perkebunan teh di daerah Simalungun, Sumatera Utara.
H.
Manfaat Teh
Teh mempunyai khasiat yang sangat penting untuk tubuh
manusia, tidak hanya memberikan, tetapi juga mencegah dan mengatasi
berbagai masalah kesehatan tubuh.
Beberapa manfaat teh untuk kesehatan antara lain :
1. Menurunkan
ateroklerosis (pengerasan pembuluh darah).
2. Membantu
meningkatkan kesehatan tubuh dan stamina
3. Membantu
meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh.
4. Membantu
meningkatkan metabolisme dan kekebalan tubuh.
5. Membantu
melancarkan pencernaan dan air seni.
6. Membantu
menetralisir lemak dalam makanan
7. Melegakan
dahaga.
8. Membantu
menormalkan kadar gula darah dan kadar kolesterol.
9. Membantu
menghentikan pendarahan dan pencegahan infeksi.
10. Membantu
melindungi tubuh dari bakteri dan virus.
11. Membantu
menghambat penggumpalan sel-sel platelet darah.
12. Membantu
menormalkan hyperfuncion serta kelenjar gondok.
13. Membantu
mengurangi kemungkinan terjadinya karies gigi dan penyakit gusi.
14. Membantu
melawan osteoporosis dan pengapuran pada urat nadi.
15. Bagi
wanita yang sedang hait, akan terhindari dari rasa sakit bahkan bisa
lebih teratur.
BAB III
METODE
PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam Praktik Kerja
Lapangan (PKL) ini adalah penelitian dengan cara deskriptif
kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian dimana peneliti terjun
langsung di lapangan sehingga peneliti dapat mengetahui secara
langsung suatu fenomena atau gejala dan suatu keadaan tertentu, baik
keadaan proses dalam pengolahan teh hitam.
B.
Obyek dan Tempat Penelitian
Obyek penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam
menulis laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah daun teh yang
berjenis Camellia Assamica yang dapat diolah menjadi teh hitam yang
terdapat di PT Perkebunan Nusantara XII Wonosari Lawang Malang.
C.
Teknik Pengumpulan Data
Agar dalam penelitian ini memperoleh data yang actual,
maka peneliti menggunakan beberapa metode :
1. Studi
kepustakaan
Yaitu metode penelitian dengan cara mempelajarai
buku-buku bacaan, catatan-catan, perpustakaan, serta buku-buku
referensi lainnya yang berhubungan dengan teh, khususnya teh hitam.
2. Studi
lapangan
Metode studi lapangan meliputi :
a. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
penelitian atau pengamatan secara langsuung dan mencatat dari setiap
kegiatan.
b. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara
secara langsung terhadap….
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang terdapat
barang atau objeknya serta dapat digunakan sebagai bukti.
D.
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif ini, setelah data terkumpul
maka langkah selanjutnya adalah memilah-milah data. Data mana yang
sesuai (relevan) dan data mana yang tidak sesuai. Setelah itu data
dianalisis dengan menggunakan :
1. Analisis
data deskriptif
Penelitian menggambarkan jawaban responden dari hasil
wawancara dan observasi di atas dalam bentuk kontekstual.
BAB IV
HASIL
PEMBAHASAN DAN PENELITIAN
A.
Gambaran Umum Agrowisata Kebuh Teh
Wonosari
Agrowisata kebuh teh Wonosari terletak di lereng gunung
Arjuna kabupaten Malang Jawa Timur. Perkebunan ini berada pada
ketinggian antara 950-1250 di atas permukaan laut (dpl) dengan
temperatur antara 19-26°
Celcius. Agrowisata perkebunan teh ini dikelola oleh PT
Perkebunan Nusantara XII (Persero), yaitu perusahaan Negara (BUMN)
yang bergerak di bidang perkebunan kopi, kakao, karet, teh dan
holtikultura. Agrowisata kebun teh Wonosari
merupakan salah satu tempat yang nyaman untuk dikunjungi karena
kondisi iklimnya yang sejuk dan keindahan panoramanya yang alami.
Dari gambaran umum di atas diperoleh 2 (dua) kondisi :
1. Kondisi
fisik
Agrowisata ini cocok untuk wisata keluarga, terutama di
akhir pekan. Wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata perkebunan teh
ini dapat menikmati beberpa pengalaman wisata, antara lain rekreasi,
olah raga, dan aktivitas untuk menimba pengetahuan. Obyek wisata ini
memfasilitasi pengunjung untuk menikmati pesona alam perkebunan teh,
menghirup udara segar sambil berlari-lari, menyaksikan aktivitas
pemetik teh, dan menimba pengetahuan bagaimana pucuk-pucuk teh diolah
hingga siap dikonsumsi.
Lokasi Agrowisata kebuh teh Wonosari berada di antara
perbatasan dua desa, yaitu Desa Toyomarto, kecamatan Singosari dan
Desa Wonorejo, kecamatan Lawang, kabupaten Malang Jawa Timur.
Lokasi Agrowisata kebun teh Wonosari terletak di sebelah
barat jalan utama Surabaya Malang. Oleh sebab itu, wisatawan yang
ingin menikmati pesona hamparan kebuh teh di kawasan Agrowisata ini
dapat mengunjunginya melalui kota Surabaya
ibu kota Provinsi Jawa Timur, atau
memulai perjalanan melalui kota Malang.
Dari Surabaya, jarak yang harus ditempuh untuk sampai di
kawasan perkebunan teh ini sekitar 80 km ke arah selatan, sedangkan
dari kota Malang
sekitar 30 km ke arah utara. Perjalanan dari Surabaya
atau dari Malang dapat ditempuh
dengan menggunakan kendaraan umum (bus) atau kendaraan pribadi. Jika
menggunakan kendaraan umum pengunjung disarankan
turun di kota kecamatan Lawang kabupaten Malang.
Dari kecamatan ini pengunjung dapat menumpang angkutan umum
(mikrolet) untuk menuju kawasan perkebunan dengan jarak ±
6 km.
2. Kondisi
Sosial dan Ekonomi
Bea masuk ke lokasi wisata alam ini dibedakan
berdasarkan hari biasa dan hari libur. Pada hari biasa (Senin –
Sabtu) pengunjung dikenakan biaya sebesar Rp 5.000,- per orang,
sedangkan pada hari libur (Minggu dan hari libur nasional lainnya)
pengunjung diharuskan membayar Rp 6.000,- (Februari 2008).
Pengunjung yang mengajak serta anak-anak dapat menikmati
fasilitas lain, seperti menjajal permainan di taman bermain,
mengendarai kereta mini, serta menyaksikan kebun binatang mini. Di
lokasi ini juga tersedia kolam renang, toko swalayan, warung telepon,
fasilitas untuk acara outbond, olahraga berkuda, jalur sepeda sehat,
lapangan sepak bola, voli dan tennis.
Wisatawan tidak perlu khawatir jika ingin berlama-lama
di area Agrowisata ini karena tersedia beberapa rumah singgah (home
stay / wisma) yang dapat disewa dengan tarif yang bervariasi. Untuk
satu buah kamar, pengunjung dapat menyewanya antara Rp 100.000
- Rp 300.000 per malam, tergantung jumlah kamar dan
fasilitas tambahan yang tersedia (Februari 2008). Selain penginapan
di kawasan Agrowisata ini juga tersedia dua aula pertemuan ; aula 1
dengan kapasitas 40 orang dapat disewa dengan harga Rp 500.000 dan
aula 2 dengan kapasitas 60 orang dengan harga
sewa Rp 800.000 (Februari 2008).
B.
Hasil Penelitian
1. Proses
Pengolahan Daun Teh menjadi Teh Hitam
Secara umum, pengolahan teh hitam di Indonesia dapat
dikategorikan dalam 2 sistem, yaitu orthodox dan sistem baru seperti
CTC (Crushing – Tearing – Curling) dan LTP (Lowrie Tea
Processor), meski sistem yang digunakan berbeda, secara prinsip
proses pengolahannya tidaklah jauh berbeda .
a. Pelayuan
Tahap pertama pada proses pengolahan teh hitam adalah
pelayuan. Selama proses pelayuan, daun teh akan mengalami dan
perubahan yaitu perubahan senyawa-senyawa kimia yang terdapat dalam
daun serta menurunnya kandungan air sehingga daun teh menjadi lemas.
Proses ini dilakukan pada alat withering trough selama 12 jam. Hasil
pelayuan yang baik ditandai dengan pucuk layu yang berwarna hijau
kekuningan, tidak mengering, tangkai muda menjadi lentur, bila
digenggam terasa lembut dan bila dilemparkan tidak akan buyar serta
timbul aroma yang khas seperti buah masak.
b.
Penggilingan dan fermentasi
Secara kimia, selama proses penggilingan merupakan
proses awal terjadinya fermentasi yaitu bertemunya polifenol dan
enzim polifenol oksidase dengan bantuan oksigen. Penggilingan akan
mengakibatkan memar dan dinding sel pada daun teh menjadi rusak.
Cairan sel akan keluar di permukaan daun secara rata. Proses
fermentasi ini merupakan dasar terbentuknya mutu teh. Selama proses
ini berlangsung, katekin akan diubah menjadi theaflavin dan
thearubigin yang merupakan komponen penting baik terhadap warna, rasa
maupun aroma seduhan teh hitam. Proses ini biasanya berlangsung
selama 90-120 menit tergantung kondisi dan program giling pabrik yang
bersangkutan. Mesin yang bisa digunakan dalam proses penggilingan ini
dapat berupa Open Top Roller (OTR), rotorvane dan press cup roller
(PCR), untuk teh hitam orthodox dan mesin crushing tearing dan
curling (CTC) : untuk teh hitam CTC.
c. Pengeringan
Proses ini bertujuan untuk menghentikan proses
fermentasi pada saat seluruh komponen kimia penting dalam daun teh
telah secara optimal terbentuk. Proses ini menyebabkan kadar air daun
teh turun menjadi 2,5 – 4%. Keadaan ini dapat memudahkan proses
penyimpanan dan transportasi. Mesin yang biasa digunakan dapat berupa
ECP (Endless Chain Pressure) dryer maupuun FBD (Fluid Bed Dryer) pada
suhu 90-95°
selama 20-22 menit. Sebenarnya output dari proses ini
sudah dapat dikatakan sebagai teh hitam meski masih memerlukan proses
lebih lanjut untuk memisahkan dan mengklasifikasikan teh berdasarkan
kualitasnya. Untuk itu diperlukan proses sortasi dan grading.
d. Sortasi
dan Grading
Sortasi bertujuan untuk memisahkan teh kering
berdasarkan warna, ukuran dan berat. Sedangkan grading bertujuan
untuk memisahkan teh berdasarkan standar mutu yang telah disepakati
secara nasional maupun internasional.
e. Pengemasan
Teh yang disortasi dan degrading dimasukkan dalam peti
miring yang selanjutnya dimasukkan ke dalam tea bulker untuk
dilakukan pencampuran (blending). Proses ini untuk menghomogenkan
produk teh dalam grade yang sama. Mengingat produk pertanian
senantiasa mengalami fluktuasi kualitas, maka produk teh dari batch
ke batch dari hari ke hari senantiasa berbeda. Untuk menghilangkan
perbedaan terseut dilakukanlah pencampuran.
2. Manfaat
Teh Hitam bagi Kesehatan
Teh hitam merupakan salah satu minuman terpopuler di
dunia karena selain nikmat sekaligus sangat bermanfaat bagi
kesehatan.
Dari hasil penelitian dari minum teh hitam terhadap
kesehatan yaitu :
a. Teh
hitam mencegah peningkatan kolesterol
The Netherland National Institute of
Public Health adalah uji coba 1-2 cangkir teh hitam per hari menekan
penimbunan kolesterol 46%.
b. Teh
hitam mengurangi serangan jantung
Dr. Joseph Vito-Boston’s School of
Medicine melakukan penelitian orang yang
membiasakan minum teh hitam dapat mengurangi serangan jantung 40%.
c. Teh
hitam menekan timbulnya hipertensi
Penelitian 600 orang dari 1507 orang Taiwan yang
mempunyai kebiasaan minum teh > 1-2 cangkir per hari menekan 46%
timbulnya hipertensi.
d. Teh
hitam menghambat carries gigi
Polyphenol 0,25 mg – 1,0 mg/ml mampu menghambat
penyebaran bakteri mulut dan mampu menghambat GTF. Fluoride (yang ada
dalam daun teh) sebanyak 35 ppm – 339 ppm mampu berperan sebagai
anti mikroba menghambat translokasi gula sel dan menghambat enzim
fosfatase sel.
e. Teh
hitam mempertahankan berat badan ideal
Polyphenol teh, menghambat aktivitas lipolisis dari
lipare gastric dan lipase pancreas sehingga pencernaan lemak dihambat
dan tidak dapat diserap oleh usus halus sehingga dikeluarkan bersama
feses.
f. Teh
hitam bisa menghambat virus AIDS
ECG EGCG konsentrasi 0,01 pg – 0,02 pg/ml mampu
menghambat virus AIDS = 50%.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada Bab IV, maka peneliti akan
memberikan kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses
pengolahan daun teh menjadi teh hitam melalui tahap : pelayuan,
penggilingan dan fermentasi, pengeringan, sortasi dan grading dan
pengemasan.
2. Teh
hitam sangat bermanfaat bagi kesehatan yaitu untuk mencegah
peningkatan kolesterol, mengurangi serangan jantung, menekan
timbulnya hipertensi bahkan bisa menghambat virus AIDS.
B.
Saran
Berdasarkan semua uraian mengenai permasalahan yang
telah peneliti paparkan sebelumnya, maka ada beberapa saran yang
dapat peneliti berikan, di antaranya sebagai berikut :
1. Disarankan
kepada pembaca, untuk meneliti pembuatan teh hitam secara tradisional
(home industry) tanpa menggunakan alat-alat berat dan besar.
2. Disarankan
kepada karyawan perusahaan, dalam pengolahan daun teh menjadi teh
hitam harus secara efisien dan memprosesnya secara higienis dan
melalui kualitas yang ketat.
3. Pemahaman
mengenai pengolahan daun teh menjadi teh hitam untuk meningkatkan
sumber daya manusia.
Terima kasih tas informasinya.
BalasHapusJangan lupa kunjungi kampus kami di ppns.ac.id
Dan blog saya di davidberbagi.wordpress.com